TITLE : [CHAPTER] MY LOVE, MY HEART // PART 7
AUTHOR :
EVERG
GENRE :
Romance, sad dll
LENGTH :
COMMENT COLFDIAN MENENTUKAN
MAIN CAST :
·
Eunhyuk a.k.a Myeol Chi
·
Choi Min Young
·
Choi Siwon
Support
Cast :
·
Leeteuk
·
Gyumi
·
Kim Taesun
WARNING :
DON’T
LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo
READ my FF and give me your FEEDBACK about this FF
DISCLAIMER :
Karakter tokoh tidak sesuai aslinya.
Hanya berupa hasil imajinasi author. Seluruh hak cipta penulisan karakter, alur
dalam cerita yang tertulis asli milik author.
NOTE !!!
Cerita ini
hanya fiktif belaka. Bila ada karakter
idol kalian yang tidak biasa itu karena tunturan peran :p. Jangan marah ke
author.. marah saja ke orang lain di samping anda Hehehe
RCL
Please
^^^
Yang tersisa hanya AKU dan KAMU. Tidak ada kata KITA dan KAMI. Tak ada genggaman tangan. Tak ada senyum
dan tatapan yang ada hanya SAKIT dan MELUPAKAN.
MY LOVE, MY HEART
PART 7
Tik...Tokk...Tik...Tokkk....
Yang
terdengar hanya detak jam di
sebuah kamar gelap. Tak ada sinar matahari yang berani masuk. Entah sudah malam
atau waktu sudah berganti siang. Sang pemilik kamar pun sudah tak ingat
sekarang jam ataupun hari apa. Yang dia
tau semenjak hari itu hidupnys sudah tak penting. Yang dia lakukan hanya
mengurung dirinya di kamar.
Tok...Tokk...Tok...
Entah sudah berapa puluh kali pintu
apartemenya terketuk. Ponselnya berdering. Baginya hidupnya sekarang sudah
sunyi dan gelap. Tak terdengar apapun, malam selalu menyelimuti setiap helaan
nafasnya.
“Umma
Taesun lagi.” Tertawa kecil melihat layar ponselnya menampilkan nama Umma Taesun. Semenjak hari itu Min Young meminta cuti
beberapa hari. Apa waktu cutinya sudah habis?
Memegang dadanya, apakah jantungnya
masih berdetak? “Aku masih hidup ternyata.” Kembali menghapus air matanya.
Sungguh berat, rasanya dia hanya seonggok mayat hidup sekarang.
“Min Young apa yang kau lakukan?
Bukankah ini yang kau inginkan? Bukankah
semua ini yang terbaik?”
Berdiri dan membuka gorden kamarnya.
Kemudian berjalan menuju kamar mandi. “Menyedihkan!” Tersenyum mengejek pada
bayangannya sendiri di cermin kamar mandinya.
“Mana kekuatanmu? Bukankah kau selalu
bisa melewati semuanya? Lakukanlah sebaik saat kau meninggalkan Siwon.” Kembali
menangis. Setiap mengingat perpisahan itu, dadanya terasa sempit sekali.
^^^^
“Noona, kau terlihat kurus.” Min Young
hanya tersenyum tipis sambil mengelus pipi Taesun. Taesun menggenggam erat
tangan Min Young sambil menatap sedih. Min Young berkali-kali menabrak orang.
Terlihat sekali pandangan kosong di mata
Min Young.
“Eunhyuk Hyung!” Taesun menarik tangan
Min Young agar berhenti sebentar. Pandangan Min Young dan Eunhyuk bertemu,
namun Min Young segera membuang muka ke arah lain. Menarik tangan Taesun untuk
terus berjalan.
“Noona, bukankah...”
^^^^
EUNHYUK
POV
Sudah beberapa hari ini aku datang ke
apartemen Min Young. Mengetuk pintunya berulang-ulang namun tetap saja tak ada
yang membuka. Apakah rasanya seperti ini saat kau berdiri di pintu rumahku saat
itu?
Aku memutuskan untuk berjalan-jalan
sebentar. Berapa hari ini tak ada yang ku lakukan selain datang dan mengetuk
pintu apartemen Min Young. Dan Min Young juga tak terlihat di rumah Taesun. Dia
cuti? Aku tak percaya itu.
“Eunhyuk hyung,” Pandangan ku pun
teralih pada sumber suara itu. Mataku terbelalak. Orang yang aku cari selama
ini berada tak jauh dariku.
Pandangan mata kami bertemu, aku bisa
melihat mata sedihnya seperti mataku. Aku berusaha menarik ujung sudut bibirku
tapi begitu sulit. Lalu matanya melihat ke arah lain, hatiku sakit melihatnya.
Taukah kau hanya kamu yang aku fikirkan?
Kenapa kau bertingkah seperti ini?
Bersikap seperti orang yang sangat jahat. Aku tau kau merasakan luka yang sama
kan? Atau hanya aku yang merasakannya?
Aku terdiam di posisiku. Tanganku
menggapai-gapai hal yang tak akan bisa tersentuh lagi. Sampai aku tersadar
mungkin ini kesempatan terakhirku. Dan aku kemudian aku berdiri, mengejar kau
yang tak akan pernah mau menenggok ke belakang.
^^^^^
“Taesunn... di-mana..hhhhh..Min
Young..?” Sulit, sungguh sulit! Bahkan memepercepat langkahku pun sulit,
padahal tadi jarak kita tak begitu jauh. Aku bisa melihat punggungmu tadi. Tapi
kenapa rasanya begitu sakit, saat aku membayangkan tak ada lagi senyum yang kau
tampilkan padaku.
“Noona ada di dalam. Menyebalkan,
meninggalkanku begitu saja.”
Entahlah, biasanya aku akan mencubit
pipi Taesun saat melihatnya cemberut seperti ini. Tapi kali ini aku hanya bisa
tersenyum getir.
“Kau bisa pulang sendirian kan?” Aku
memegang tangan Taesun yang tadi di genggam tangan Min Young. Meresapi
kehangatan yang tersisia. Tuhan, kenapa kau mengambil semuanya begitu cepat?
“Hyung Sama saja!”
Lagi-lagi hanya bisa tersenyum getir.
Maafkan aku, Taesun. Aku hanya tak mau kau melihat ku yang begitu menyedihkan
ini. Aku menatap pintu yang selalu tertutup. Apa pintu hatimu juga tertutup
seperti ini Min Young?
Walaupun aku tau betapa kau membenciku.
Kau tak mau menemuiku lagi tapi yang bisa aku lakukan hanya ini. Berdiri di
depan pintu apartemenmu. Menunggu dengan beribu harapan-harapan menyakitkan.
Tak apa-apa kalau aku terlihat begitu
menyedihkan. Yang menyakitkan adalah saat tau aku kehilanganmu. Aku akan
menunggumu terus seperti ini.
“Min Young bisa kita berbicara
sebentar?” Rasanya aku ingin tertawa. Suara ku terdengar begitu lirih dan
menyedihkan. “Min Young akau tau ada di dalam. Aku mohon, aku sangat ingin
bertemu denganmu.”
Ah, aku merasa seperti ini bukan diriku.
Mengemis pada seorang gadis? Akh, harga diriku di mana? Aku tak tau harus
bagaimana lagi saat gadis ini seperti oksigen untukku. Saat dia tak ada di
sampingku aku merasa sesak hampir mati.
Aku menangis? Hah, sudah tak bisa lagi.
Rasanya sudah habis semua air mataku. Sebagai seorang lelaki aku terlihat
sangat lemah ya? Ck,!
Awalnya pertengkaran waktu itu aku kira
hanya pertengkaran biasa. Aku marah, tapi marah karena kau tak jujur
mengatakannya padaku. Kenapa tak katakan saja Siwon orangnya. Aku pikir kita
akan berbaikan setelahnya. Tapi ternyata kau malah meninggalkanku seperti ini.
Aku tetap berdiri menunggumu di sini.
Tiba-tiba pintumu terbuka dan kau melangkah melewatiku. Seperti tak melihat aku
yang berdiri di sini.
“Mianhae.” Berhentilah, dan
menenggoklah ke belakang Min Young.
^^^^
MIN
YOUNG POV
“Mianhae.”
Langkahku seketika terhenti. Suara ini?
Suara yang selalu ku dengar setiap malam. Suara yang aku rindukan untuk
memanggil namaku. “Pergilah. Apa yang Oppa lakukan di sini?” Aku tetap memunggungginya.
Tak bisa menatapnya sedikitpun, atau lebih tepatnya tak boleh melihatnya lagi.
“Tapi aku sangat ingin bertemu
dneganmu. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku minta maaf. Selama kau tak
menjawab teleponku, tak mau melihatku lagi. Ataupun bagaimanapun aku meminta
maaf padamu, aku tau itu tak akan pernah berguna. Tapi aku mohon jangan
menghempskanku seperti ini. Aku mohon.”
“Aku sudah tak mau bertemu dengan Oppa
lagi. Semua yang Oppa lakukan tidak akan berguna.” Aku berusaha mengangkat
wajahku, mengatakannya dengan mantap. Tapi kenapa suara yang keluar malah
terdengar menyedihkan. Mianhae, jeongmal mianhae.
“Aku merindukanmu Min Young. Aku
merindukanmu.”
Myeol Chi, aku mohon jangan bertingkah
manis seperti ini. Jangan memelukku dari belakang seperti ini. Aku ingin
berbalik dan membalas pelukanmu tapi aku tak bisa melakukannya. Tak boleh
melakukannya.
“Aku sangat mencintaimu Min Young. Kau
membuatku mati perlahan-lahan jika terus seperti ini. Aku mohon berhenti
menyiksaku. Kita lupakan semuanya. Kita mulai semuanya dari awal.”
“Haha~!” Tawa palsuku terdengar. Hanya
pengalihan dari hatiku yang semakin tercengkram. Entah apa lagi yang harus aku
lakukan agar kau meninggalkanku. Harus berbuat sejahat apa lagi.
“Kau merasa sakit bukan? Tawamu lebih
terdengar seperti tangisan di telingaku. Kalau kau sakit kenapa kau ingin
berpisah? Kita tak bisa seperti ini.”
“Oppa, setiap orang pasti berpisah.
Kita pasti bisa menjalani semua ini. Aku hanya musim yang singgah sebentar lalu
pergi. Dan tak lama setelah ini aku yakin ada musim lain yang mengantikan aku.”
“Tak ada musim lain untukku. Kalaupun
aku harus mati kedingginan, terbakar kehausan, membeku, aku tak apa. Asal musim
ini selalu bersamaku tak berganti dengan musim yang lain.”
“Oppa, kau sangat memalukan!
Mengemis-ngemis seperti ini padaku. Ck, dimana harga dirimu!” Aku melepaskan
pelukanmu dengan kasar. Myeol Chi kau semakin membuatku menjadi orang jahat.
“Min Young, kau-“
“Pergi Oppa! Aku mohon pergi! Aku akan
terus membohongimu bila aku terus bersamamu. Carilah gadis lain yang akan tulus
mencintaimu dan tak menyakitimu. Hiduplah dengan baik. Aku mohon, hiduplah
dengan bahagia.”
“Tapi aku-“
“Mulai saat ini jangan pernah datang
lagi ke sini. jangan pernah bertemu lagi.” Aku sudah sangat berusaha
mengatakannya dengan kejam dan sadis. Aku kepalkan tanganku, ku gigit bibirku
kuat. Air mata itu mulai menetes kembali. Dan aku pun benar-benar pergi,
meninggalkanmu mematung di sana.
“Jangan berbalik Min Young. Jangan
berbalik! Aku tak boleh berbalik. Bila kau berani berbalik semuanya akan
berubah. Kau akan menyakitinya lagi.”
Aku memukul dadaku. “Mianhae, mianhae.”
Aku sudah tak kuat untuk berjalan. Aku tak tau harus pergi ke mana agar kau tak
akan pernah menemukanku.
“Sangat sakit, di sini sangat sakit.”
Dadaku terasa terhimpit. Disana ada sesuatu ruang kosong yang tertinggal dan
aku tak tau bagaimana mengisinya. Aku pun takut menutup mataku, karena semua
kenangan tentangmu terus mengejarku, menghantuiku.
Udara semakin dingin dan menusuk. Aku
ingin seklai kembali ke apartemenku tapi aku takut. Aku takut aku masih menemukanmu berdiri di
sana. Tak bisakah Myeol Chi buat ini lebih mudah?
“Aku harus bisa melupakannya. Aku harus
bisa hidup dengan lebih baik. Aku harus bisa sekuat saat aku meninggalkan
Siwon.”
Percuma! Sebanyak apapun aku mengatakan
kalimat-kalimat itu tak akan berguna! Meskipun aku mengatakan aku tak akan
melihatmu lagi, mudah melupakanmu, tapi perlahan
aku akan mengingkari semuanya.
“Min Young kau kenapa?”
“Siwon, Bisa kau bawa aku pergi dari
sini?”
^^^^
SIWON
POV
“Min Young kau kenapa?”
“Siwon, Bisa kau bawa aku pergi dari
sini?”
Aku membantunya berdiri dan membawanya
ke dalam mobilku. Mengulurkan sekotak tisu padanya. Min Young masih menangis
dan dia terlihat mengerikan. Tubuhnya kurus, wajahnya sayu dan pucat. Ada
lingkaran hitan di matanya. Min Young kenapa kau seperti ini?
“Kau sudah makan?”
Dia menggeleng dan tertawa tak jelas.
“Aku tak butuh makan.” Dia berkata sambil menatapku dengan matanya yang berair
itu. Tuhan, kenapa aku merasa begitu sakit?
“Baiklah, kita makan dulu.”
Aku membawanya ke sebuah kedai. Memesan
dua cangkir teh hangat dan dua mangkuk ramen. Sangat susah membujuknya untuk
makan. Akhirnya setelah mengancam akan menyuapinya Min Young akhirnya mau juga
makan.
“Kau benar, aku memang membuat diriku
terjebak dalam kenangan itu. Dan kau sama buruknya seperti aku.” Min Young
hanya tersenyum aneh. Lebih baik aku melihatmu marah dan memakiku dari pada aku
melihatmu menangis seperti ini.
“Berhentilah menangis. Kau membuatku
seperti seorang lelaki jahat. Tidak kah kau lihat pandangan membunuh
orang-orang terhadapku? Berhentilah menangis.” Aku kembali menghapus setiap
tetes air mata Min Young. Ini sudah dua minggu, apakah masih terasa sakit?
“Kenapa orang-orang seperti kalian
sangat senang menyiksaku? Aku sudah menyuruh kalian pergi tapi kalian tak mau.
Sungguh tak tau malu!”
Aku tersenyum, itu kalimat terpanjang
yang akhirnya aku dengar. “Ajarkan padaku bagaimana caranya agar aku bisa pergi
darimu. Aku tak tau bagaimana caranya kembali di masa saat aku belum bertemu denganmu. Saat aku melihatmu bahagia
dengan Eunhyuk Hyung, awalnya aku berusaha untuk melepasmu pergi. Tapi aku
menyadari aku tak bisa. Aku tak punya kekuatan untuk meninggalkanmu.”
“Kalian berdua sama saja!”
“Apa yang bisa aku lakukan untuk
sesuatu yang telah berakhir? Aku seperti ornag bodoh. Walaupun aku tau semuanya
telah berakhir tapi aku masih saja tak bisa melepaskanmu. Aku selalu kembali
dan itu terus berulang.’
“Aku menyesal bertemu dengan kalian.”
^^^^
Seminggu setelahnya kehidupan Min Young
kmbali berjalan. Walaupun masih sesekali menangis tapi perlahan dia berusaha
tegar. Menghibur dirinya sendiri. Menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.
Bukankah itu cara termpuh untuk melupakan seseorang?
Siwon selalu datang menemui Min Young.
Walaupun Min Young selalu berbicara dengan nada ketus lagi-lagi Siwon dapat
membuat Min Young tertawa. Dan detak jantungnya perlahan-lahan berdetak dengan
normal. Apakah ini pertanda dia akan segera sembuh?
Di sisi lain Eunhyuk pun menjalani
kehidupannya. Setelah menghilang tak jelas, Leeteuk berhasil menemukannya. Dan
memaksanya untuk kembali bekerja. Kembali menari.
“Hyung, akhirnya kau kembali juga.
Kemana saja kau?” Siwon menepuk bahu Eunhyuk. Enhyuk menatap tajam Siwon. Tapi
orang yang ditatap seperti itu pura-pura tak menyadarinya. Tangan Eunhyuk sudah
terkepal dengan keras tapi Leeteuk langsung datang dan membawa Eunhyuk pergi.
^^^^
“Hyung, kau harus hadir dalam battle
dance malam ini.” Siwon membuka buka buku agendanya.
“Aku tak mau!”
“Hyung, kau sudah menandatanganinya.
Kau tak bisa begitu saja membatalkannya.” Menutup buku agendanya kemudian
menatap Eunhyuk.
Eunhyuk menatap Siwon sinis, “Bisakah
kau tak memasang wajah tanpa dosa seperti itu?
Kau membuatku muak! Aku ingin berhenti! Aku keluar! Setiap aku melihatmu
aku tak bisa menahan diriku untuk tidak membunuhmu!”
“Ck! Sayangnya Hyung sudah terikat
kontrak. Dan Hyung tak bisa seenaknya seperti ini. Jangan membicarakan masalah
pribadi di tempat kerja.”
“Terserah, aku tak peduli dengan itu
semua! Aku bukanlah orang yang bisa memisah-misahkan hal-hal seperti itu!
Sadarkah kau sudah menghancurkan semuanya? Hubunganku dengan Min Young hancur
gara-gara kau!”
“Hah, Hyung bercanda? Siapayang
menghancurkan siapa! Bukankah Hyung dengar sendiri, Min Young masih merasakan
rasa berdebar saat bersamaku? Bukankah itu artinya di hatinya masih ada aku?
Masa lalu bukannya bisa dilupakan begitu saha, Hyung. Kau tau itu.”
“Tapi orang yang dia cintai itu aku.”
“Kenapa kalau kalian benar-benar saling
mencintai kalian bisa putus seperti ini?”
“Dia hanya butuh waktu untuk
mendapatkan jawabannya. Siapa yang benar-benar dia cintai. Satu diantara kita.”
“Kalau Hyung tau itu, kenapa masih
terihat begitu frustasi? Ingin berhenti bekerja sama denganku. Ataukah karena Hyung takut bila akhirnya akulah yang
dipilih Min Young?”
“Kita lihat saja, siapa yang akhirnya
menangis.” Eunhyuk beranjak dari kursinya.
Siwon menyandarkan tubuhnya pada
sandaran kursi kerjanya. “Baik, kita lihat saja. Tapi aku igin mengatakan satu
rahasiaku pada Hyung. Aku dan Min Young masih sering bertemu. Dia terlihat
lebih bahagia saat sudah berpisah dengan Hyung. Apa kalian juga sering bertemu
dan pergi bersama juga di belakangku?” Eunhyuk tak mempedulikannya. Dia
berjalan membuka knop pintu dan meninggalkan ruang kerja Siwon.
“Hyung, aku tau kau terkejut.” Siwon
melingkari tanggal 25 Oktober di kalendernya. “Sabar Hyung, aku akan membuatmu
lebih terkejut lebih dari ini.”
.
.
.
.
TEBECE
COMMENT YUK,
PPYONG~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar