.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Kamis, 10 Juli 2014

MY LOVE, MY HEART [PART 7]


TITLE        :  [CHAPTER] MY LOVE, MY HEART // PART 7

AUTHOR     : EVERG

GENRE       : Romance, sad dll

LENGTH    : COMMENT COLFDIAN MENENTUKAN

MAIN CAST                 :

·         Eunhyuk a.k.a Myeol Chi

·         Choi Min Young


·         Choi Siwon

Support Cast       :

·         Leeteuk

·         Gyumi


·         Kim Taesun

WARNING :
DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo

READ my FF and give me your FEEDBACK  about this FF

DISCLAIMER               :
Karakter tokoh tidak sesuai aslinya. Hanya berupa hasil imajinasi author. Seluruh hak cipta penulisan karakter, alur dalam cerita yang tertulis asli milik author.

NOTE !!!
Cerita ini hanya fiktif  belaka. Bila ada karakter idol kalian yang tidak biasa itu karena tunturan peran :p. Jangan marah ke author.. marah saja ke orang lain di samping anda Hehehe

EPISODE SEBELUMNYA     :
PART 1 II PART 2 II PART3 II PART 4II PART 5  II  PART 6 II

RCL Please

-HAPPY READING-

^^^
Yang tersisa hanya AKU dan KAMU. Tidak ada kata KITA dan KAMI. Tak ada genggaman tangan. Tak ada senyum dan tatapan yang ada hanya SAKIT dan MELUPAKAN.

MY LOVE, MY HEART

PART 7

Tik...Tokk...Tik...Tokkk....

Yang  terdengar hanya detak  jam di sebuah kamar gelap. Tak ada sinar matahari yang berani masuk. Entah sudah malam atau waktu sudah berganti siang. Sang pemilik kamar pun sudah tak ingat sekarang  jam ataupun hari apa. Yang dia tau semenjak hari itu hidupnys sudah tak penting. Yang dia lakukan hanya mengurung dirinya di kamar.

Tok...Tokk...Tok...

Entah sudah berapa puluh kali pintu apartemenya terketuk. Ponselnya berdering. Baginya hidupnya sekarang sudah sunyi dan gelap. Tak terdengar apapun, malam selalu menyelimuti setiap helaan nafasnya.

Umma Taesun lagi.” Tertawa kecil melihat layar ponselnya menampilkan nama Umma Taesun.  Semenjak hari itu Min Young meminta cuti beberapa hari. Apa waktu cutinya sudah habis?

Memegang dadanya, apakah jantungnya masih berdetak? “Aku masih hidup ternyata.” Kembali menghapus air matanya. Sungguh berat, rasanya dia hanya seonggok mayat hidup sekarang.

“Min Young apa yang kau lakukan? Bukankah ini yang  kau inginkan? Bukankah semua ini yang terbaik?”

Berdiri dan membuka gorden kamarnya. Kemudian berjalan menuju kamar mandi. “Menyedihkan!” Tersenyum mengejek pada bayangannya sendiri di cermin kamar mandinya.

“Mana kekuatanmu? Bukankah kau selalu bisa melewati semuanya? Lakukanlah sebaik saat kau meninggalkan Siwon.” Kembali menangis. Setiap mengingat perpisahan itu, dadanya terasa sempit sekali.
^^^^

“Noona, kau terlihat kurus.” Min Young hanya tersenyum tipis sambil mengelus pipi Taesun. Taesun menggenggam erat tangan Min Young sambil menatap sedih. Min Young berkali-kali menabrak orang. Terlihat sekali  pandangan kosong di mata Min Young.

“Eunhyuk Hyung!” Taesun menarik tangan Min Young agar berhenti sebentar. Pandangan Min Young dan Eunhyuk bertemu, namun Min Young segera membuang muka ke arah lain. Menarik tangan Taesun untuk terus berjalan.

“Noona, bukankah...”
^^^^
EUNHYUK POV

Sudah beberapa hari ini aku datang ke apartemen Min Young. Mengetuk pintunya berulang-ulang namun tetap saja tak ada yang membuka. Apakah rasanya seperti ini saat kau berdiri di pintu rumahku saat itu?

Aku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Berapa hari ini tak ada yang ku lakukan selain datang dan mengetuk pintu apartemen Min Young. Dan Min Young juga tak terlihat di rumah Taesun. Dia cuti? Aku tak percaya itu.

“Eunhyuk hyung,” Pandangan ku pun teralih pada sumber suara itu. Mataku terbelalak. Orang yang aku cari selama ini berada tak jauh dariku.

Pandangan mata kami bertemu, aku bisa melihat mata sedihnya seperti mataku. Aku berusaha menarik ujung sudut bibirku tapi begitu sulit. Lalu matanya melihat ke arah lain, hatiku sakit melihatnya. Taukah kau hanya kamu yang aku fikirkan?

Kenapa kau bertingkah seperti ini? Bersikap seperti orang yang sangat jahat. Aku tau kau merasakan luka yang sama kan? Atau hanya aku yang merasakannya?

Aku terdiam di posisiku. Tanganku menggapai-gapai hal yang tak akan bisa tersentuh lagi. Sampai aku tersadar mungkin ini kesempatan terakhirku. Dan aku kemudian aku berdiri, mengejar kau yang tak akan pernah mau menenggok ke belakang.
^^^^^

“Taesunn... di-mana..hhhhh..Min Young..?” Sulit, sungguh sulit! Bahkan memepercepat langkahku pun sulit, padahal tadi jarak kita tak begitu jauh. Aku bisa melihat punggungmu tadi. Tapi kenapa rasanya begitu sakit, saat aku membayangkan tak ada lagi senyum yang kau tampilkan padaku.

“Noona ada di dalam. Menyebalkan, meninggalkanku begitu saja.”

Entahlah, biasanya aku akan mencubit pipi Taesun saat melihatnya cemberut seperti ini. Tapi kali ini aku hanya bisa tersenyum getir.

“Kau bisa pulang sendirian kan?” Aku memegang tangan Taesun yang tadi di genggam tangan Min Young. Meresapi kehangatan yang tersisia. Tuhan, kenapa kau mengambil semuanya begitu cepat?

“Hyung Sama saja!”

Lagi-lagi hanya bisa tersenyum getir. Maafkan aku, Taesun. Aku hanya tak mau kau melihat ku yang begitu menyedihkan ini. Aku menatap pintu yang selalu tertutup. Apa pintu hatimu juga tertutup seperti ini Min Young?
Walaupun aku tau betapa kau membenciku. Kau tak mau menemuiku lagi tapi yang bisa aku lakukan hanya ini. Berdiri di depan pintu apartemenmu. Menunggu dengan beribu harapan-harapan menyakitkan.

Tak apa-apa kalau aku terlihat begitu menyedihkan. Yang menyakitkan adalah saat tau aku kehilanganmu. Aku akan menunggumu terus seperti ini.

“Min Young bisa kita berbicara sebentar?” Rasanya aku ingin tertawa. Suara ku terdengar begitu lirih dan menyedihkan. “Min Young akau tau ada di dalam. Aku mohon, aku sangat ingin bertemu denganmu.”

Ah, aku merasa seperti ini bukan diriku. Mengemis pada seorang gadis? Akh, harga diriku di mana? Aku tak tau harus bagaimana lagi saat gadis ini seperti oksigen untukku. Saat dia tak ada di sampingku aku merasa sesak hampir mati.

Aku menangis? Hah, sudah tak bisa lagi. Rasanya sudah habis semua air mataku. Sebagai seorang lelaki aku terlihat sangat lemah ya? Ck,!

Awalnya pertengkaran waktu itu aku kira hanya pertengkaran biasa. Aku marah, tapi marah karena kau tak jujur mengatakannya padaku. Kenapa tak katakan saja Siwon orangnya. Aku pikir kita akan berbaikan setelahnya. Tapi ternyata kau malah meninggalkanku seperti ini.

Aku tetap berdiri menunggumu di sini. Tiba-tiba pintumu terbuka dan kau melangkah melewatiku. Seperti tak melihat aku yang berdiri di sini.
“Mianhae.” Berhentilah, dan menenggoklah ke belakang Min Young.
^^^^
MIN YOUNG POV

“Mianhae.”

Langkahku seketika terhenti. Suara ini? Suara yang selalu ku dengar setiap malam. Suara yang aku rindukan untuk memanggil namaku. “Pergilah. Apa yang Oppa lakukan di sini?” Aku tetap memunggungginya. Tak bisa menatapnya sedikitpun, atau lebih tepatnya tak boleh melihatnya lagi.

“Tapi aku sangat ingin bertemu dneganmu. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku minta maaf. Selama kau tak menjawab teleponku, tak mau melihatku lagi. Ataupun bagaimanapun aku meminta maaf padamu, aku tau itu tak akan pernah berguna. Tapi aku mohon jangan menghempskanku seperti ini. Aku mohon.”

“Aku sudah tak mau bertemu dengan Oppa lagi. Semua yang Oppa lakukan tidak akan berguna.” Aku berusaha mengangkat wajahku, mengatakannya dengan mantap. Tapi kenapa suara yang keluar malah terdengar menyedihkan. Mianhae, jeongmal mianhae.

“Aku merindukanmu Min Young. Aku merindukanmu.”

Myeol Chi, aku mohon jangan bertingkah manis seperti ini. Jangan memelukku dari belakang seperti ini. Aku ingin berbalik dan membalas pelukanmu tapi aku tak bisa melakukannya. Tak boleh melakukannya.

“Aku sangat mencintaimu Min Young. Kau membuatku mati perlahan-lahan jika terus seperti ini. Aku mohon berhenti menyiksaku. Kita lupakan semuanya. Kita mulai semuanya dari awal.”

“Haha~!” Tawa palsuku terdengar. Hanya pengalihan dari hatiku yang semakin tercengkram. Entah apa lagi yang harus aku lakukan agar kau meninggalkanku. Harus berbuat sejahat apa lagi.

“Kau merasa sakit bukan? Tawamu lebih terdengar seperti tangisan di telingaku. Kalau kau sakit kenapa kau ingin berpisah? Kita tak bisa seperti ini.”

“Oppa, setiap orang pasti berpisah. Kita pasti bisa menjalani semua ini. Aku hanya musim yang singgah sebentar lalu pergi. Dan tak lama setelah ini aku yakin ada musim lain yang mengantikan aku.”

“Tak ada musim lain untukku. Kalaupun aku harus mati kedingginan, terbakar kehausan, membeku, aku tak apa. Asal musim ini selalu bersamaku tak berganti dengan musim yang lain.”

“Oppa, kau sangat memalukan! Mengemis-ngemis seperti ini padaku. Ck, dimana harga dirimu!” Aku melepaskan pelukanmu dengan kasar. Myeol Chi kau semakin membuatku menjadi orang jahat.

“Min Young, kau-“

“Pergi Oppa! Aku mohon pergi! Aku akan terus membohongimu bila aku terus bersamamu. Carilah gadis lain yang akan tulus mencintaimu dan tak menyakitimu. Hiduplah dengan baik. Aku mohon, hiduplah dengan bahagia.”

“Tapi aku-“

“Mulai saat ini jangan pernah datang lagi ke sini. jangan pernah bertemu lagi.” Aku sudah sangat berusaha mengatakannya dengan kejam dan sadis. Aku kepalkan tanganku, ku gigit bibirku kuat. Air mata itu mulai menetes kembali. Dan aku pun benar-benar pergi, meninggalkanmu mematung di sana.

“Jangan berbalik Min Young. Jangan berbalik! Aku tak boleh berbalik. Bila kau berani berbalik semuanya akan berubah. Kau akan menyakitinya lagi.”

Aku memukul dadaku. “Mianhae, mianhae.” Aku sudah tak kuat untuk berjalan. Aku tak tau harus pergi ke mana agar kau tak akan pernah menemukanku.

“Sangat sakit, di sini sangat sakit.” Dadaku terasa terhimpit. Disana ada sesuatu ruang kosong yang tertinggal dan aku tak tau bagaimana mengisinya. Aku pun takut menutup mataku, karena semua kenangan tentangmu terus mengejarku, menghantuiku.

Udara semakin dingin dan menusuk. Aku ingin seklai kembali ke apartemenku tapi aku takut.  Aku takut aku masih menemukanmu berdiri di sana. Tak bisakah Myeol Chi buat ini lebih mudah?

“Aku harus bisa melupakannya. Aku harus bisa hidup dengan lebih baik. Aku harus bisa sekuat saat aku meninggalkan Siwon.”

Percuma! Sebanyak apapun aku mengatakan kalimat-kalimat itu tak akan berguna! Meskipun aku mengatakan aku tak akan melihatmu  lagi, mudah melupakanmu,  tapi perlahan  aku akan mengingkari semuanya.

“Min Young kau kenapa?”

“Siwon, Bisa kau bawa aku pergi dari sini?”
^^^^

SIWON POV

“Min Young kau kenapa?”

“Siwon, Bisa kau bawa aku pergi dari sini?”

Aku membantunya berdiri dan membawanya ke dalam mobilku. Mengulurkan sekotak tisu padanya. Min Young masih menangis dan dia terlihat mengerikan. Tubuhnya kurus, wajahnya sayu dan pucat. Ada lingkaran hitan di matanya. Min Young kenapa kau seperti ini?

“Kau sudah makan?”

Dia menggeleng dan tertawa tak jelas. “Aku tak butuh makan.” Dia berkata sambil menatapku dengan matanya yang berair itu. Tuhan, kenapa aku merasa begitu sakit?

“Baiklah, kita makan dulu.”

Aku membawanya ke sebuah kedai. Memesan dua cangkir teh hangat dan dua mangkuk ramen. Sangat susah membujuknya untuk makan. Akhirnya setelah mengancam akan menyuapinya Min Young akhirnya mau juga makan.

“Kau benar, aku memang membuat diriku terjebak dalam kenangan itu. Dan kau sama buruknya seperti aku.” Min Young hanya tersenyum aneh. Lebih baik aku melihatmu marah dan memakiku dari pada aku melihatmu menangis seperti ini.

“Berhentilah menangis. Kau membuatku seperti seorang lelaki jahat. Tidak kah kau lihat pandangan membunuh orang-orang terhadapku? Berhentilah menangis.” Aku kembali menghapus setiap tetes air mata Min Young. Ini sudah dua minggu, apakah masih terasa sakit?

“Kenapa orang-orang seperti kalian sangat senang menyiksaku? Aku sudah menyuruh kalian pergi tapi kalian tak mau. Sungguh tak tau malu!”

Aku tersenyum, itu kalimat terpanjang yang akhirnya aku dengar. “Ajarkan padaku bagaimana caranya agar aku bisa pergi darimu. Aku tak tau bagaimana caranya kembali di masa saat aku belum  bertemu denganmu. Saat aku melihatmu bahagia dengan Eunhyuk Hyung, awalnya aku berusaha untuk melepasmu pergi. Tapi aku menyadari aku tak bisa. Aku tak punya kekuatan untuk meninggalkanmu.”

“Kalian berdua sama saja!”

“Apa yang bisa aku lakukan untuk sesuatu yang telah berakhir? Aku seperti ornag bodoh. Walaupun aku tau semuanya telah berakhir tapi aku masih saja tak bisa melepaskanmu. Aku selalu kembali dan itu terus berulang.’

“Aku menyesal bertemu dengan kalian.”
^^^^
Seminggu setelahnya kehidupan Min Young kmbali berjalan. Walaupun masih sesekali menangis tapi perlahan dia berusaha tegar. Menghibur dirinya sendiri. Menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Bukankah itu cara termpuh untuk melupakan seseorang?

Siwon selalu datang menemui Min Young. Walaupun Min Young selalu berbicara dengan nada ketus lagi-lagi Siwon dapat membuat Min Young tertawa. Dan detak jantungnya perlahan-lahan berdetak dengan normal. Apakah ini pertanda dia akan segera sembuh?

Di sisi lain Eunhyuk pun menjalani kehidupannya. Setelah menghilang tak jelas, Leeteuk berhasil menemukannya. Dan memaksanya untuk kembali bekerja. Kembali menari.

“Hyung, akhirnya kau kembali juga. Kemana saja kau?” Siwon menepuk bahu Eunhyuk. Enhyuk menatap tajam Siwon. Tapi orang yang ditatap seperti itu pura-pura tak menyadarinya. Tangan Eunhyuk sudah terkepal dengan keras tapi Leeteuk langsung datang dan membawa Eunhyuk pergi.
^^^^

“Hyung, kau harus hadir dalam battle dance malam ini.” Siwon membuka buka buku agendanya.

“Aku tak mau!”

“Hyung, kau sudah menandatanganinya. Kau tak bisa begitu saja membatalkannya.” Menutup buku agendanya kemudian menatap Eunhyuk.

Eunhyuk menatap Siwon sinis, “Bisakah kau tak memasang wajah tanpa dosa seperti itu?  Kau membuatku muak! Aku ingin berhenti! Aku keluar! Setiap aku melihatmu aku tak bisa menahan diriku untuk tidak membunuhmu!”

“Ck! Sayangnya Hyung sudah terikat kontrak. Dan Hyung tak bisa seenaknya seperti ini. Jangan membicarakan masalah pribadi di tempat kerja.”

“Terserah, aku tak peduli dengan itu semua! Aku bukanlah orang yang bisa memisah-misahkan hal-hal seperti itu! Sadarkah kau sudah menghancurkan semuanya? Hubunganku dengan Min Young hancur gara-gara kau!”

“Hah, Hyung bercanda? Siapayang menghancurkan siapa! Bukankah Hyung dengar sendiri, Min Young masih merasakan rasa berdebar saat bersamaku? Bukankah itu artinya di hatinya masih ada aku? Masa lalu bukannya bisa dilupakan begitu saha, Hyung. Kau tau itu.”

“Tapi orang yang dia cintai itu aku.”

“Kenapa kalau kalian benar-benar saling mencintai kalian bisa putus seperti ini?”

“Dia hanya butuh waktu untuk mendapatkan jawabannya. Siapa yang benar-benar dia cintai. Satu diantara kita.”

“Kalau Hyung tau itu, kenapa masih terihat begitu frustasi? Ingin berhenti bekerja sama denganku. Ataukah  karena Hyung takut bila akhirnya akulah yang dipilih Min Young?”

“Kita lihat saja, siapa yang akhirnya menangis.” Eunhyuk beranjak dari kursinya.

Siwon menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kerjanya. “Baik, kita lihat saja. Tapi aku igin mengatakan satu rahasiaku pada Hyung. Aku dan Min Young masih sering bertemu. Dia terlihat lebih bahagia saat sudah berpisah dengan Hyung. Apa kalian juga sering bertemu dan pergi bersama juga di belakangku?” Eunhyuk tak mempedulikannya. Dia berjalan membuka knop pintu dan meninggalkan ruang kerja Siwon.

“Hyung, aku tau kau terkejut.” Siwon melingkari tanggal 25 Oktober di kalendernya. “Sabar Hyung, aku akan membuatmu lebih terkejut lebih dari ini.”
.
.
.
.
TEBECE

COMMENT YUK,

PPYONG~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar