.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Kamis, 10 Juli 2014

WILL YOU MARRY ME? [PART 4]


TITLE        : [CHAPTER] // WILL YOU MARRY ME? [PART 4]

AUTHOR     : EVERG

GENRE       : DRAMA, FAMILY, ROMANCE

Main CAST                  :
·         TOP

·          BANG MINAH

·         JANG HYUNSEUNG


Support Cast       :
CEK SENDIRI

WARNING :
DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo

DISCLAIMER               :
Karakter tokoh tidak sesuai aslinya. Hanya berupa hasil imajinasi author. Seluruh hak cipta penulisan karakter, alur dalam cerita yang tertulis asli milik author.

NOTE !!!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada karakter idol kalian yang tidak biasa itu karena tunturan peran :p. Jangan marah ke author.. marah saja ke orang lain di samping anda Hehehe

HAPPY READING

RCL Please

EPISODE SEBELUMNYA
PART 1 II  PART 2  II  PART 3 II



^^^
WILL YOU MARRY ME?
PART 3
 
Minah terus berjalan, mengabaikan tiupan angin dingin yang begitu menusuk. Sekarang dia memakai jaketnya sendiri, sudah cukup jantungnya menjadi tak tenang karena memakai jaket Hyun Seung tadi.
 
Arena balapan masih sangat jauh tapi dia tak lelah. Oppanya lebih penting dari apapun. Minah berdoa semoga Oppanya tak ada di sana. Dari kejauhan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.
 
Minah sudah sampai pada tempat biasanya mereka balapan namun dia tak menemukan motor Oppanya. Tapi bisa saja Oppanya menggunakan motor lain untuk membuatnya tak curiga.
 
Minah menghampiri salah satu pembalap liar yang ada di sana. Sulit sekali mendekati mereka dengan penampilan seperti ini. Andai dia sedang memerankan si cantik tak akan ada yang tak menghiraukannya seperti ini.
 
“Permisi, apakah TOP juga ikut balapan hari ini?”
 
Lelaki itu menatap Minah dari kepala sampai kaki. Ingin rasanya dia muntah melihat Minah memberikan senyum untuknya. “TOP yang mana? Di sini tak hanya ada satu TOP.”
 
Kening Minah berkerut, tak hanya ada satu? Bukankah Oppanya satu-satunya yang bernama yang bernama TOP? “Bukankah hanya ada satu TOP?”
 
“Yang TOP the ghost atau TOP Rider?” (Ngasal banget, mentok)
 
“TOP the ghost? TOP Rider?” Minah tambah tak mengerti.
 
“Bodoh sekali! TOP the ghost  itu pembalap yang bisa tiba-tiba menang terus menerus tanpa kalah. Lalu bisa tiba-tiba muncul dan menghilang. TOP Rider itu raja pembalap bulan ini. Semenjak TOP Ghost menghilang.”
 
“Oh, berarti yang aku cari itu TOP Ghost. Di mana dia?”
 
“Kau siapa? Pacarnya?”
 
“Ya, aku pacarnya. Di mana dia? Cepatlah.”
 
“Kau juga gadis yang ditipunya? Pantas saja. Gadis sepertimu pasti sering ditipu lelaki. Kasihan.”
 
“Ya, aku memang korban yang ditipunya. Maka itu aku mencarinya untuk meminta pertanggung jawaban. Cepat kau katakan di mana dia!”
 
“Tidak usah membentakku seperti itu. Dia sudah tak pernah ke sini sejak 1 bulan lalu. Namanya juga TOP the ghost, bisa tiba-tiba muncul dan menghilang. Malam ini hanya ada TOP Rider saja.”
 
“benarkah?” Minah melonjak senang.
 
“Y..a, ya..”
 
“Terima kasih. Berikan aku nomor ponselmu. Hubungi aku kalau TOP the ghost muncul.” Minah pun pergi dengan perasaan lega. Oppa, ternyata kau menuruti kata-kataku.
 
Cahaya menyilaukan menerpa wajah Minah. Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapannya. “Minah sedang apa kau di sana?”
 
Seketika senyum Minah hilang berganti wajah terkejut. Dia tak tau harus menjawab apa melihat orang di hadapannya.
 
 “Sedang apa kau di sini Minah?”
 
Minah sungguh ingin berlari menghindar sekarang tapi jika itu dilakukannya orang ini akan semakin curiga. “Hyun Oppa, bisa kita ke tempat lain? Akan aku jelaskan.”
 
Minah menatap minuman yang dipesannya. Kafe ini, kafe yang setiap mereka selesai balapan selalu datanginya bersama TOP. Minah berharap Oppanya bekerja di tempat ini. Karena waktu itu di kafe ini tertempel kertas lowongan pekerjaan.
 
“Apa kau bertemu pacarmu di pagi buta seperti ini?”
 
Tidak dijawab sama sekali. Karena mata Minah terfokus pada hal lain. Sosok yang paling pemting baginya ada di hadapannya, “Oppa,”
 
Setengah hatinya begitu sakit melihat Oppanya mengangkat begitu banyak tumpukan kardus minuman. Bahkan sampai selarut ini dia masih bekerja. Dengan begitu semangat dan senyum seperti itu. Tak lelahkah, Oppa?
Ingin sekali Minah berlari dan memeluk Oppanya. Tapi dia tak bisa. Dia tak mau orang-orang tau siapa dia sebenarnya dan penyamarannya selama ini terbongkar.
 
“Hyun Oppa. Apa kita bisa pergi dari sini?” Minah berjalan duluan meninggalkan Hyun Seung yang menatapnya binggung. Aneh, ada apa sebenarnya?
 
Hyun Seung hanya duduk di depan kemudi, terdiam melihat Minah yang menangis di samping mobilnya. Mereka berhenti di pinggir jalan hanya karena Minah membutuhkan tempat tenang untuk menangis. Tak taukah matanya ingin sekali terpejam!
 
“Berapa lama lagi kau akan menangis?” Berjalan keluar menghampiri Minah yang menangis sambil duduk di trotoar jalanan.
 
“Kalau Hyun Oppa mau silahkan pergi duluan.”
 
“Apa hari ini kau diputuskan lelakichingumu hingga kau tak berhenti menangis seperti ini?”
 
“Apa hanya itu yang ada dipikiranmu? Lagi pula alasan aku menangis bukan urusan Oppa.”
 
Ya, ini memang bukan urusannya. Sejak kapan dia begitu peduli akan orang lain.
 
“Ya, ini memang bukan urusanku, tapiii ARGHHH!” Hyun Seung mengacak rambutnya, dia tak tau harus berbuat apa. Dia sungguh ingin membuat Minah berhenti menangis tapi tubuhnya hanya diam tak bergerak.
 
“Ayo, aku akan mengajakmu ke suatu tempat.”
^^^^
Mereka tiba di sebuah gunung. Menaiki satu persatu anak tangga agar sampai di puncak gunung. Hyun Seung menggenggam tangan Minah. Tanpa sadar mereka berdua merasakan sesuatu yang berdetak kencang di dalam dada mereka.
 
“Sepertinya kita datang terlalu cepat. Langitnya masih gelap.” Ucap Hyun Seung saat mereka sudah duduk di salah satu bangku di puncak gunung itu.
 
“Maksudnya?”
 
“Kita akan melihat matahari terbit dari sini.  aku jamin sedihmu akan hilang seketika. Aku sering lakukan ini jika aku sedih. Dan berhasil.”
 
Minah terus menatap Hyun Seung. Tertawa kecil saat tau Hyun Seung peduli padanya. “Huaaahhh!” Hyun Seung menguap. “Aku akan tidur sebentar sambil menunggu. Kalau kau mengantuk tidurlah di bahuku. Aku akan meminjamkannya karena kau sedang sedih hari ini.”
 
“Tidak perlu. Aku tidak mengantuk Oppa.”
 
“Ya, sudah.” Hyun Seung menutup matanya.
 
Diam-diam Minah kembali menangis. Mengingat kehidupannya dengan Oppanya yang selalu menderita. Oppa, kapan aku bisa membahagiakanmu.
 
Tak lama setelahnya Minah pun menguap. Matanya sudah tak kuat lagi untuk terbuka. Berusaha sekuat tenanga agar epalanya tak berlabuh pada bahu Hyun Seung. Namun pada akhirnya Minah tertidur di bahu Hyun Seung.
^^^^
Langit perlahan berubah menjadi orange. Matahari pun perlahan terbangun  dari tidurnya. Blan dan bintang kembali bersembunyi di balik langit.
 
Minah mengucek-ngucek matanya dan segera duduk tegak saat mengetahui semalaman dia tertidur di bahu Hyun Seung. “Wahhh.” Berjalan sambil merentangkan tangannya. Berhenti dan menutup matanya, menghirup udara pagi yang segar. “Benar-benar indah.”
 
Tanpa Minah sadar ada seseorang yang ersenyum di sana. Berpura-pura masih tertidur padahal dirinyalah yang pertama kali terbangun. “Ya, benar-benar indah.”
 
.
.
.
TEBECE

COMMENT YUK,

PPYONG~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar