.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Rabu, 11 Juni 2014

IT’S OK EVEN IF IT HURTS [PART 4]

TITLE         :  IT’S OK EVEN IF IT HURTS // PART 4 OF 6


AUTHOR     : EVERG


GENRE        : SAD, ROMANCE, DRAMA


LENGTH      : 2 OF 6


RATING      : PG-17


MAIN CAST           :

·         KEY SHINee


·         YUI


·         HYEON


WARNING   :

DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo


READ my FF and give me your FEEDBACK  about this FF



DISCLAIMER                  :

Karakter tokoh tidak sesuai aslinya. Hanya berupa hasil imajinasi author. Seluruh hak cipta penulisan karakter, alur dalam cerita yang tertulis asli milik author.


NOTE !!!!

FF ini sebenarnya mu dibuat untuk menguras air mata tapi sorry kalau FF ini mlah gg ada sedih-sedihnya.  Malah cenderung ke drama sinetron membosankan.


RCL Please


EPISODE SEBELUMNYA




-HAPPY READING-

^^^^


IT’S OK EVEN IF IT HURTS


PART 4


ALL YUI  POV


Aku mendengar bunyi alat-alat di sekelilingku. Aku membuka mataku dan melihat sekelilingku, putih dan bau obat-obatan. Nyatanya ini, ini rumah sakit dan ternyata aku masih hidup. Selang indus, alat bantu pernafasan dan berbagai alat lain terpasang di tubuhku. Saat aku menoleh ke kanan, Baro Oppa tertidur di sampingku.


Oppa, apa ini hukuman dari Tuhan karena pura-pura buta akan rasa cintamu untukku? Apa rasa sakit yang kau rasakan sama sepertiku saat ini? Mianhae, mafkan aku. Andai aku bisa memilih, aku lebih baik jatuh cinta pada Oppa saja? Tapi bagaimana, hanya orang itu yang aku inginkan. Hanya dia yang mengisi otak dan hatiku. Bagaimana, huhuhuhu! “ Aku kembali menangis. Aku sangat jahat padamu Baro Oppa.


“Yui, kau sudah sadar?” Baro Oppa mengucek matanya. “Kenapa kau menangis? Mana yang sakit? Aku panggil dokter dulu, ne!” Baro Oppa terlihat khawatir saat melihatku menangis. Baro Oppa pun berlari ke luar.

“Mianhae, mianhae.”

Dokter dan beberapa suster pun masuk dan mulai memeriksaku. “Anak manis mengapa menangis? Sudah, jangan menangis, apa perlu dokter belikan permen agar kau berhenti menangis?”


“Aku sudah 18 tahun. Aku tak perlu permen.”


“Dua hari juga kau sudah bisa pulang. Cepat sembuh, banyak yang khawatir padamu.” Dokter itu pun tersenyum sambil mengelus kepalaku lalu pergi.


“Cengeng!” Baro Oppa membantuku duduk dan menghapus air mataku.


“Gomawo!” Setelahnya aku mencium pipi Baro Oppa. Aku terkikik melihat wajah Baro Oppa yang terkejut. “Oppa, Oppaku yang paling baik di dunia.”


Baro Oppa menjitak kepalaku, “Anak nakal! Mencium sembarangan.”


“Itu tanda kalau adikmu ini menyayanggimu.”


“Adik? Hanya adik?” Baro Oppa duduk di sampingku lalu mengelus kepalaku. “Baiklah, aku akan menjagamu seperti menjaga adikku sendiri.” Aku memeluk erat Baro Oppa lagi. Mianhae, Oppa. Mianhae.


^^^^


“Yui, kau baik-baik saja?” Seketika aku melepaskan pelukanku, Baro Oppa pun berdiri dan duduk di sofa. Orang ini, mau apa? Hyeon Eonni berjalan mendekat di mana bahunya dirangkul erat Key Oppa. Aku membuang mukaku.


“Bagaimana keadaanmu, Yui? Apa sudah lebih baik?” Aku menepis tangan Hyeon Eonni yang mau menggenggam tanganku. “Apa kau marah soal malam itu Yui?” Suara Hyeon Eonni terdengar bergetar, matanya pasti sudah berair.


“Tinggalkan aku!”


“Kalau kau marah jangan salahkan Hyeon Noona, ini salahku.”


“Aku permisi ke luar dulu.” Baro Oppa pun pergi.


“Aku bilang tinggalkan aku! Kalian tuli!” Aku berteriak pada mereka. Hyeon eonni tercenggang namun dia berusaha tersenyum padaku.


“Kalau kau marah karena kemarin malam aku bersama Key, aku minta maaf. Aku tak bermaksud apapun. Aku hanya, hanya....”


“Butuh tempat bersandar? Butuh pelampiasan begitu?”


“Bukan, bukan seperti itu.”


“Kalau kau marah, marahlah padaku. Aku yang memaksa untuk menemani Eonnimu kemarin. Jangan salahkan Eonnimu seperti ini. Dia tak tidur karena mengkhawatirkanmu sejak kemarin.”


“Tidak, aku yang kekanakkan.”


“Hah, lucu sekali! Kalian saling menyalahkan diri sendiri untuk saling melindungi. Sudahlah, aku cukup tau saja akan hal itu. Anggap saja kalian tak melihatku.”


“Kalau begitu bagaimana kalau aku yang menyuapimu makan? Kau harus makan yang banyak.” Hyeon Eonni duduk di kursi di samping ranjangku lalu mengambil sepiring makananku. Membujukku untuk makan, aku terus menutup rapat mulutku.


“Tidak mau!”


“Ayo makanlah, sedikit saja!”


“Tidak mau!” Hyeon Eonni terus memaksaku dan PRANKKK! Piring itu jatuh ke lantai. Aku puas sekali melihat wajah Hyeon Eonni yang terkejut.


“Sudah ku bilang aku tidak mau. Jangan memaksaku.” Ucapku tanpa merasa bersalah.


“Biar, nanti aku yang membereskannya. Aku akan membeli makanan lain untukmu.” Hyeon Eonni membereskan serpihan piring yang jatuh tadi lalu pergi. Pasti dia mau menangis, cenggeng!


“Kau seharusnya tidak bertingkah seperti itu pada Eonnimu.” Key Oppa menatapku tajam.


“Dia yang terus memaksaku, jadi bukan salahku.” Aku menatapnya tak kalah tajam.


“Aku tau kau sengaja melakukan itu untuk menyiksa Eonnimu. Menjatuhkan segala kesalahan padanya. Kalau kau marah, marah saja padaku! Kau jahat sekali pada Eonnimu sendiri.”


 “Ya, aku memang jahat! Lalu Oppa mau apa!”


“Kau memang kekanakkan, tak bisakah berfikir dewasa sedikit! Eonnimu sudah banyak masalah dan sekarang kau menambah masalahnya. Adik macam apa kau!”


“Salahkan saja terus aku! BELA TERUS MALAIKATMU ITU! Sebaik apapun aku, Oppa selalu memandangku sebagai orang jahat, kan? Karena bagi Oppa hanya malaikat itu yang paling baik san suci di dunia ini.”


“Apa maksudmu?”


“Jangan fikir aku bodoh Oppa! Umurku sudah 18 tahun, aku sudah tau apa itu cinta. Aku tau, aku tau dengan jelas siapa yang Oppa cintai selama ini. Oppa mencintai Hyeon Eonni, kan? Bahkan sejak kecil Oppa mencintainya. BENARKAN?” Jangan menangis, jangan menangis, Yui.


“Lalu, kalau kau tau aku mencintai Eonnimu kenapa kau masih menerimaku sebagai tunanganmu?”


“Aku juga tidak tau. Mungkin aku terlalu berharap suatu hari Oppa bisa berbalik mencintaiku. Aku terlalu percaya akan pepatah yang mengatakan bahwa cinta akan tumbuh perlahan-lahan saat seseorang selalu bersama. Atau aku yang masih saja menjadi pemimpi akan suatu saat Oppa akan memandangku dan mencintaiku. Atai Oppa memiliki penilaian lain tentang aku yang tak tau malu ini?”

“Yui, kau..”

“Aku mencinta Oppa sejak aku kecil, sekarang, mungkin sampai aku mati. Aku selalu berdoa pada Tuhan agar suatu hari bisa menikah dengan Oppa. Yui kecil yang bodoh, mengira Key Oppa yang selalu mendekatinya dan mengajaknya bermain suka padanya. Padahal Key Oppa hanya ingin lebih dekat dengan putri impiannya, Hyeon Eonni. Aku pun berusaha mati-matian menjadi seperti Hyeon Eonni. Hyeon Eonni yang cantik, Hyeon Eonni yang lembut, baik, apapun aku lakukan. Tapi tetap saja Oppa tak pernah menatapku.”


Aku mencabut selang infusku dan mencoba berdiri. Menopang tubuhku dengan kedua tanganku bertumpu pada pinggiran tempat tidur. “Sampai suatu hari, aku seperti mendapat undian berhadiah. Key Oppa melamarku! Orang aku kira hanya akan bersanding denganku di alam mimpi malah melamarku. Aku sangat senang menerimanya. Namun dibalik itu dia hanya kasihan padaku. Menyanggupi permintaan Ummanya untuk menjagaku dengan menjadi tunanganku. Tapi tak apa, asal aku bisa disamping namja yang aku cintai, aku bahagia.”


“Rasa sakit yang aku dapatkan selama bertahun-tahun semakin bertambah setiap harinya. Terkadang aku berfikir apa ini hukuman karena aku terlalu mencintai Oppa yang nyata-nyatanya mencintai orang lain. Walaupun hatiku harus hancur berulang-ulang, cintaku pada Oppa tak bisa berhenti. Aku selalu menyatakan pada diriku aku akan menunggu Oppa sampai selamanya. Hingga Oppa berbalik mencintaiku.” Aku tersenyum, biarkan, biarkan kau tau semuanya Oppa.


“Kenapa kau tak berhenti? Aku memang hanya mencintai Hyeon Noona sampai kapanpun. Aku sama sepertimu, rela tersakiti asal bisa terus di sampingnya. Kau mau tau alasanku melamarmu waktu itu? Aku ingin terus berada di samping Eonnimu. Melihatnya memandangku, tersenyum, mendengar suaranya. Bukankah dengan menjadi tunanganmu aku akan ada alasan untuk selalu bersamanya? Lalu sekarang setelah kau mendengar pengakuanku bukankah kau lebih baik berhenti sekarang? Jangan sampai kau kehilangan semuanya. Karena sampai kapanpun aku tak akan mencintai orang lain. Usahamu akan sia-sia saja, Yui.”


“TIDAK AKAN! Menyerah? Lalu membiarkan Hyeon Eonni yang menang” Aku tersenyum sinis. “Tidak akan pernah! Oppa hanya ingin menyuruhku pergi, kan? Aku akan bertahan, aku akan  menahan semua rasa sakitnya. Tak apa karena aku mencintai Oppa, tak apa walaupun sakit!”


“Keras kepala!”


“BIAR! Harusnya Oppa malu! Masih saja mengejar istri orang lain. Atau Hyeon Eonni yang tak tau malu? Sudah punya suami tapi masih saja mengoda tunangan orang lain? MURAHAN!”


PLAK! Aku memegang pipiku yang memanas. “Oppa menamparku? Oppa menamparku? Bukankah itu benar? Atau apa kata lain yang lebih baik dari murahan!”


“Kau mau tampar lagi? Ayo, lakukan!”


“KEY!” Hyeon Eonni tiba-tiba masuk dan meletakkan makanan yang baru dibelinya di meja. “Jangan pernah kasar pada adikku. Keluar! KELUAR AKU BILANG!” Eonni menutup pintu lalu menguncinya.

^^^^


“puas? Puas eonni melihat aku ditampar? Huh, bangga eonni dipuja banyak orang!”


“Aku tak sengaja menguping tadi. Jadi aku mendengar semuanya. Aku ingin..”


“Oh, bagaimana pendapatmu? Bahagiakah? Pesona Eonni ternyata masih terpancar hingga kini. Ya, ampun! Bisa beri tau aku apa rahasianya?” Aku kembali berbaring di kasurku.


“Kau mencabut infusmu! Sini aku bantu mengobatinya, pasti sakit.”


“Jangan sentuh aku penghianat! Sayangnya, sama sekali tak sakit! Aku sudah terbiasa dengan sakit yanglebih dari ini.” Hyeon Eonni menunduk kemudian tersenyum.


“Kau cemburu? Huh, adik kecilku sudah bisa cemburu sekarang.”


“Ini bukan lelucon! Jangan sentuh aku! Jauhkan tanganmu dari pipiku!”


“Baiklah, aku akan mengakui sesuatu padamu. Aku tau kau sangat mencinta Key dan aku juga tau kalau Key mencintaiku. Aku akan menceritakan sedikit rahasiaku padamu. Sebenarnya waktu aku kecil aku juga sudah jatuh cinta pada Key. Tapi pada saat aku sadar kau mencintainya aku perlahan-lahan membunuhnya sedikit demi sedikit. Aku pikir ini cinta anak kecil sesaat. Aku mencoba mencari cinta yang lain. Tapi hanya Key yang dapat membuatku  nyaman. Jadi aku masih bergantung  padanya sampai sekarang. Maafkan, aku.”


“Jadi Eonni mau bilang aku yang menghalangi cinta kalian?”


“Haduh, susah sekali aku menjelaskannya padamu. Pokoknya kau tak usah khawatir, aku sudah punya Juna sekarang. Baiklah, aku harus pergi. Aku akan kembali ke Austria hari ini. Cepat sembuh.” Hyeon Eonni memelukku erat. Walau aku sudah meronta-ronta tak mau di peluk.


“Kadang aku berharap Eonni lenyap dari dunia ini.” Ucapku pelan. “Hati-hati Eonni,” aku melepas pelukannya dan melambai padanya. Kita lihat siapa yang paling jahat sekarang,

***

.

.

TEBECE


COMMENT YUK,


PPYONG~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar