.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Senin, 27 Oktober 2014

REMEMBER [PART 3]



EPISODE SEBELUMNYA
PART 1 II  PART 2 Part 2 II  PART 3 II PART 4 {END}




HAPPY READING
^^^^

Waktu bagiku terasa begitu sebentar. Per detik waktu bagiku begitu menyiksa, saat aku tak lagi bersamamu. Saat aku dikelilingi kenangan-kenangan itu sedangkan kau terperangkap dengan kenangan baru. Bagimu aku usang. Bagimu aku sudah tak berarti. Apakah aku harus berhenti saat ini. Mengubur semua keyakinan kau akan mengingatku lagi.

PART 3

REMEMBER

Minah berlari, sekencang yang dia bia. Pergi ke tempat yang tak akan ada yang menemukannya. Dia kembali, kembali ke taman itu. Taman yang masih terlihat indah walaupun malam telah menyelimutinya.

“SIAPA! SIAPA KAU! KENAPA HANYA AKU? Hanya aku yang sadar keberadaanmu. Kenapa hanya aku yang bisa melihatmu. Sedangkan mereka bilang kau tak ada, aku sendirian. Siapa? Siapa kau sebenarnya!” Minah menarik rambutnya keras. Kemudian memeluk lututnya dan kembali menangis.

Hanya taman itu yang tau. Hanya taman itu yang melihat semuanya. Satu per satu adegan paling indah yang pernah terjadi di sana. Taman itu tau, seperti dia yang tak pernah melupakannya.

“Minah..”

“Aku tak mendengar apapun. Aku sendirian!” teriak Minah. Mengabaikan suara yang terdengar lembut di telinganya. Membohongi diri sendiri kalau dia tak mendengarnya. Suara yang nantinya akan dia sesali karna diabaikan saat ini.

“Minah, mainhae.” Minah merasakan tubuhnya dipeluk, begitu erat. Minah menutup matanya. Dia ingin berontak, tapi dia tak bisa! Dia seperti begitu tak mau lepas, merasakan hangat ini. Rasa yang entah kapan pernah dia rasakan.

“Kau siapa? Katakan kau siapa? Aku tidak tau! Aku tidak tau!” Minah kembali menjambak rambutnya.

Sedih, orang yang di hadapannya itu begitu sedih. Melihat yeoja di hadapannya itu begitu kebinggungan. Sakit! Melihat air mata yang begitu banyak mengalir dari kedua matanya.

“Mianhae..” Lagi-lagi hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya. Hanya bisa memeluknya lagi. Mengusap punggungnya pelan, jangan menangis.

“Siapa kau, Taemin? Katakan padaku siapa. Kenapa mereka mengatakan aku sendirian? Padahal kau disampingku, aku melihatmu. Katakan kau siapa! JANGAN MEMPERMAINKAN AKU SEPERTI INI!”

Taemin membiarkan bahunya yang diguncang kasar. Dia ingin mengatakan siapa dirinya tapi, apakah Minah akan percaya? Atau nanti Minah malah mengusirnya, menyuruhnya pergi. Dia tak mau! Minah tak boleh membuangnya begitu saja.

“Saat pertama kali aku melihatmu aku seperti sudah mengenalmu. Aku seperti, seperti pernah melihatmu sebelumnya. Wajah, senyummu aku seperti begitu hapal. Tapi memoriku tak terisi oleh dirimu sebelumnya. Aku tak pernah mengenalmu. AKU TAK TAU KAU SIAPA!”

“Sudah, berhentilah menangis. Kau bukan tak ingat, kau hanya lupa.”

“Aku lupa?”

“Ya, kau hanya lupa. Karena sebenarnya kau ingat.”
^^^^


“Taemin, apa yang hendak kau lakukan? Sudah aku bilang aku tak suka seperti ini. Lepaskan kedua tanganmu dari mataku! Cepat, cepat...”

“Tidak, aku sudah menyiapkan ini untukmu. Bukankah kau ingin aku lebih romantis seperti pacar teman-temanmu itu? Diamlah, kau pasti terkejut.”

“Tidak, sekarang tidak lagi. Aku tak menginginkannya lagi. Aku menerima kau apa adanya. Aku suka Taemin yang tak romantis tapi begitu hangat dan lembut.” Taemin tersenyum.

Hah, teringat dimana dia bertengkar dengan Minah. Bertengkar karena di malam usia pacaran mereka 2 tahun bukannya melakukan hal romantis mereka berdua malah sibuk mengerjakan tugas Taemin.

“Tapi aku ingin melakukan hal yang romantis untukmu.”

“Hal mengerikan apa yang akan kau lakukan padaku. Maaf aku memaksamu waktu itu. Aku benar-benar menyesal.”

“Aku akan memaafkanmu asal kau menuruti kali ini. Diam, dan ikuti aku.” Minah terus mengikuti langkah Taemin dengan mata tertutup.

“Ok, kita sampai.” Taemin pun melepaskan kedua tangannya dari mata Minah. “Sudahlah, tak usah pura-pura terkejut seperti itu. Aku tau aku gagal.”

“Taemin, ini benar-benar membuatku terkejut. Ini sangat indah, aku suka. Terima kasih.” Minah memeluk Taemin. “Bagaimana bisa kau menemukan taman seindah ini? Aku tak pernah tau di sini ada sebuah taman.”

“Aku menemukannya tak sengaja saat aku suntuk karena kau tak juga memaafkanku. Jadi aku membersihkannya dan membuat bangku dan meja. Mulai saat ini taman ini milik kita berdua.”

“Hahahaha, kau menjadikan ini milikmu?”

“Tak apa. mulai saat ini taman ini mulik kita. Tempat persembunyian kita dari Appamu.”

Minah pun bangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sudah berada di kamarnya. Yang dia ingat terakhir kali, dia tertidur di bahu Taemin karena lelah menangis di taman itu. Taman yang persisi sama seperti mimpinya tadi.

“Minah, ayo kita sarapan.” Ucap Ummanya lembut saat melihat anak kesayangannya  melintas di ruang makan. Minah duduk dan memakan makanan yang dimasak Ummanya. mengabaikan pandangan khawatir Appanya.

“Minah, bagaimana kalau kita jaan-jalan. Kita sudah  jarang  jalan-jalan bersama.” Ucap Appanya

“Umma, bagaimana aku pulang ke sini tadi malam? Apa ada yang mengantarkanku?”
Ummanya menggeleng, “Tidak, kau pulang sendiri. Kau pulang dalam keadaan menangis dan langsung mengunci dirimu di kamar.”

Sudah dia duga, “Aku tidak lapar.” Minah pun pergi.

“Yeobo, aku tak bisa melihatnya terus seperti ini.”
^^^^


Taemin, siapa sebenarnya Taemin itu? Kau bukan lupa hanya tak ingat. Apa yang tak dia ingat tentang Taemin?
Langkah kaki Minah terhenti pada semua kamar kosong. Kamar yang menurut Ummanya adalah kamar yang sudah tak terpakai. Minah menyalakan lampu kamar itu, sedikit terbatuk saat menghirup debu yang bertebaran di sana. Hanya kamar kosong biasa. Tapi kardus besar di pojokan kamar membuatnya penasaran. Apa isinya?

“Apa ini?” Minah mengeluarkan barang-barang di daam kardus itu satu persatu. Album foto, kertas-kertas note berisi kata-kata romantis, boneka-boneka, juga sebuah topi bertuliskan nama Taemin. Yang membuat Minah terkejut adalah album foto itu. Fotonya bersama Taemin.

“Minah, kau di mana?” Minah mengabaikan panggilan Ummanya. “Minah, kau....! Sedang apa kau di sini?” Ummanya memasukkan kembali barang-barang  itu kedalam kotak.

“Umma, apa ini maksudnya?”

“Bukan apa-apa. Ini hanya barang-barang lama yang sudah tak berguna.”

“Tapi, di sini ada aku. Aku bersama Taemin yang aku ceritakan waktu itu pada Umma. Apa hubungan aku dengannya? Umma aku mohon, katakan padaku.”

“Minah, kita ditunggu Appa. Kita mau jalan-jalan. Yao,”

“Tidak! Jawab umma! Siapa taemin itu! Jawab aku!”

“Minah, hentikan! Umma bilang dia bukan siapa-siapa!”

“Lalu  kalau bukan siapa-siapa barang-barang ini apa? JUJUR PADAKU UMMA! Aku mohon. Aku sudah berusaha mengingatnya tapi tidak bisa...” Minah memeluk kedua kaki Ummanya.

“Ada apa ini?” Appa Minah datang dengan wajah cemas saat mendengar suara teriakan dari dalam rumah.

“Minah, dia bertanya soal barang-barang itu. Aku harus menjawab apa?”
Minah tak lagi mempedulikan Appa dan Ummanya yang sibuk berdebat. Otaknya terus berfikir, siapa Taemin sebenarnya.

“Kau bukan tak ingat, hanya lupa.”

“Ini taman kita.”

“Aku punya kejutan untukmu.” Kalimat-kalimat itu terus berputar di kepalanya menimbulkan denyutan di kepalanya.

“Arghhhhhhhhh...”
.
.
TEBECE

Lanjut tidak?


PPYONG~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar