.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Sabtu, 21 Februari 2015

TELEPATHY [PROLOG]





“Jangan ganggu aku!” Seorang gadis menggerutu pelan sambil menggerakkan kedua tangannya seakan mendorong. Tubuhnya terlihat bergerak ke kiri dan ke kanan, pelan.

Ibu, 10 menit lagi. aku baru saja tidur pukul 11 malam.” Raung gadis itu. Menarik selimut hingga menutupi kepala. Guncangan di tubuhnya terasa lebih kencang. Gadis itu pun menggerutu dan terhentak bangun.
Mata sipitnya terbuka lebar saat tak menemukan siapapun di kamarnya. Mengucek kedua mata lalu kembali meneliti keadaan kamar. Bahkan seluruh sudut kamar, tidak ada siapapun. Tapi tadi-

Keadaan kamar gadis itu sepi. Jarum jam baru menunjukkan pukul dua pagi. Walaupun cahaya di kamarnya hanya berasal dari lampu berbentuk kerropi di meja belajarnya, matanya belum rabun untuk melihat keadaan kamarnya dengan jelas bahwa di kamar itu hanya ada dirinya. Gadis itu menggelengkan kepalanya, menarik dan menghembuskan nafas berulang lalu kembali membaringkan tubuhnya di kasur.

Saat baru beberapa menit matanya terpejam, terdengar suara benda terjatuh. Jantungnya berdegup sangat kencang. Benda yang terjatuh itu menggelinding dan berhenti di samping tempat tidur. Keinginan untuk melihat benda apa itu sama kuatnya dengan ketakutan untuk membuka mata. Detak jarum jam yang seakan terdengar bergema semakin membuat gadis itu gelisah. Karena sudah tak tahan lagi, gadis itu pun menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur, masih dengan mata tertutup.

Dengan perlahan gadis itu membuka kedua matanya lagi. Terlihat tutup spidol tergeletak di samping tempat tidur. Bagaimana bisa spidol yang diletakkan di meja belajar bisa jatuh hanya tutupnya saja? Tak hanya jantungnya yang berdetak sangat kencang, keringatnya pun perlahan bercucuran. Matanya dengan gelisah menelusuri sudut kamar, benar-benar tak ada siapapun. BACA SELENGKAPNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar