“Jangan ganggu aku!” Seorang gadis menggerutu
pelan sambil menggerakkan kedua tangannya seakan mendorong. Tubuhnya terlihat
bergerak ke kiri dan ke kanan, pelan.
“Ibu,
10 menit lagi. aku baru saja tidur pukul 11 malam.” Raung gadis itu. Menarik selimut
hingga menutupi kepala. Guncangan di tubuhnya terasa lebih kencang. Gadis itu
pun menggerutu dan terhentak bangun.
Mata sipitnya terbuka lebar saat tak menemukan
siapapun di kamarnya. Mengucek kedua mata lalu kembali meneliti keadaan kamar.
Bahkan seluruh sudut kamar, tidak ada siapapun. Tapi tadi-
Keadaan kamar gadis itu sepi. Jarum jam baru
menunjukkan pukul dua pagi. Walaupun cahaya di kamarnya hanya berasal dari
lampu berbentuk kerropi di meja belajarnya, matanya belum rabun untuk melihat
keadaan kamarnya dengan jelas bahwa di kamar itu hanya ada dirinya. Gadis itu
menggelengkan kepalanya, menarik dan menghembuskan nafas berulang lalu kembali
membaringkan tubuhnya di kasur.
Saat baru beberapa menit matanya terpejam,
terdengar suara benda terjatuh. Jantungnya berdegup sangat kencang. Benda yang
terjatuh itu menggelinding dan berhenti di samping tempat tidur. Keinginan
untuk melihat benda apa itu sama kuatnya dengan ketakutan untuk membuka mata.
Detak jarum jam yang seakan terdengar bergema semakin membuat gadis itu
gelisah. Karena sudah tak tahan lagi, gadis itu pun menyandarkan punggungnya ke
kepala tempat tidur, masih dengan mata tertutup.
Dengan perlahan gadis itu membuka kedua matanya
lagi. Terlihat tutup spidol tergeletak di samping tempat tidur. Bagaimana bisa spidol yang diletakkan di
meja belajar bisa jatuh hanya tutupnya saja? Tak hanya jantungnya yang
berdetak sangat kencang, keringatnya pun perlahan bercucuran. Matanya dengan
gelisah menelusuri sudut kamar, benar-benar
tak ada siapapun. BACA SELENGKAPNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar