PART 1 II PART 2 II PART 3 II PART 4
II PART 5
HAPPY READING
^^^^
AUTHOR POV
Kau tau ini bunga apa? Ini bunga carnation pink. Bunga yang melambangkan
perasaan hatiku untukmu. Kau cinta pertamaku, cinta yang tak akan pernah
terlupakan.
“Eh,”
Sebuah note keci terjatuh dari halaman buku yang sedang dibacanya. “Short
Journey”, judul buka itu. Hanya buku tua yang tersimpan di rak bukunya. Minah
tersenyum membaca isi note itu. Siapa yang menulis note ini? Entahlah, dia tak
ingat.
“Minah,
Kwangin menunggumu di ruang tengah.” Suara Ummanya mengusiknya. Dengan malas Minah
melangkah menuruni tangga kamarnya menuju ruang tengah.
“Hai,”
Kwangmin memeluk Minah erat. Minah tak membalas pelukannya hanya tersenyum
seadanya.
“Masih
ingat padaku ternyata.”
“Jangan
memulai, aku sedang tak berminat bertengkar denganmu.” Kwangmin menarik tangan Minah,
menariknya duduk disamping. “Aku membawa banyak hadiah untukmu. Maaf aku
melupakanmu, aku kemarin pergi ke Jepang selama tiga minggu.”
Minah
menerima hadiah itu dengan tak bersemangat, setidaknya menghargai kebaikan
orang lain. “Gomawo. Kau mau minum apa?”
Minah
yang hendak beranjak, ditahan oleh Kwangin. “Aku tau kau marah, maianhae.
Bukannya aku tak khawatir padamu, hanya saja aku begitu sibuk di sana. Hingga
aku tak sempat menghubungim.”
“Tapi
kau pikir aku anak kecil? Tinggal kau beri hadiah dan semua kekesalanku bisa
hilang begitu saja?”
“Lalu
apa yang harus aku lakukan untukmu agar kau tak marah lagi?”
“Apapun?”
“Apapun.”
“Bagaimana
kalau kita berjalan-jalan seharian? Tak ada telephon, tak ada meeting, tak ada
urusan pekerjaan seharian penuh. Bagaimana?”
“Hanya
sehari.” Minah mengangguk. “Baiklah. Kebatulan aku punya dua tiket pembukaan
taman hiburan terbaru. Kau bisa bermain, mencicipi berbagai makanan, berenang,
nonton konser, semuanya lengkap.”
“Benarkah?”
Minah mengambil tiket itu dengan cepat. “Ok, besok aku menunggumu. Saranghae
Kwangmin.”
- Aku benci melihatmu tersenyum, melihatmu tertawa, melihatmu bahagia.
aku benci! Karena senyum itu, tawa itu, rasa bahagia itu kau tunjukkan pada
orang lain. Aku lebih senang melihatmu bersedih karena aku tak ada, kau
menangis karena rindu padaku. Karena semuanya hanya tentang aku, bukan orang
lain –
^^^^
Minah
memandangi pantulan bayangannya dicermin, tersenyum. Semuanya sudah perfect,
dia sudah siap. Minah pun bergegas menaiki taxi menuju taman hiburan itu,
sungguh sangat tidak sabar.
Minah
melihat jam tangannya, dia datang terlalu awal. Masih ada 10 menit lagi sampai
jam yang telah direncanakan. Minah tersenyum melihat beberapa pasangan
yang juga datang ke sana. Betapa beruntungnya dia bisa ke sini. kau tau, tiket
pembukaan ini hanya untuk kalangan tertentu.
Minah
berusaha untuk terus tersenyum walaupun sudah 20 menit lebih sosok Kwangin
belum datang juga. Padahal Kwangmin sudah berjanji, apa kali ini dia berbohong
lagi?
Minah
sungguh ingin menangis, Kwangin tak juga datang bahkan ponselnya tak aktif. Apa
ada pekerjaan mendadak lagi? Kalaupun benar kenapa tak menghubunginya? Dia
benar-benar kecewa.
“Hai,
hai,”
Minah
pun mendonggak saat ada seseorang yang menepuk pundaknya. Dia sedang berjongkok
di bawah pohon di samping gerbang taman hiburan itu. Kedua matanya basah.
“Taemin?
Sedang apa di sini?” Minah pun berdiri dan menghapus air matanya.
“Kau
yang sedang apa di sini? Berjongkok di tempat seperti ini, apa kau kehilangan
orang tuamu?”
“Aku
sedang tak ingin bercanda denganmu, aku sedang kesal!” Minah mengepalkan
tangannya.
“Hei,
kau punya tiketnya? Aku ingin sekali masuk tapi tak mempunyai tiket. Kau akan
pergi dengan siapa? Tapi sepertinya orang yang kau tunggu tak datang. Bagaimana
kalau aku saja yang menggantikannya? Ayo, aku sudah tidak sabar!”
Minah
hanya bisa terpaku melihat tangannya ditarik masuk ke dalam. Minah pun
memberikan dua tiket itu pada petugas dan mereka pun masuk. Minah dapat melihat
pandangan kagum di wajah Taemin. Seperti anak kecil yang baru pertama kali
diajak bermain.
“Kau
kampungan sekali,” omel Minah.
“Diam
dan nikmati.” Taemin menarik tangan Minah sesukanya, mencoba berbagai permainan
yang ada di sana. Minah lagi-lagi tak mengerti, Taemin bisa berubah begitu
cepat. Tadi dia berbicara panjang lebar dan sekarang kembali menjadi Taemin
yang dingin dan pelit berbicara.
Minah
dan Taemin mencoba semua permainan yang ada di sana. Mereka tanpa sadar telah
tertawa bersama dan peganggan tangan itu tak pernah terlepas. Taemin pun
sesekali berhasil menggoda Minah.
Minah
selalu meraskan hal yang berbeda saat bersama Taemin. Rasa nyaman, rasa bahagia
yangterkadang tak dirasakan Minah saat bersama Kwangmin. Minah sering merasa
kesepian walaupun Kwangmin sedang bersamanya.
“Sudah,
aku tak mau bermain lagi. Aku lelah.” Minah pun duduk di salah satu bangku.
Terkadang tertawa melihat ekspresi para pengunjung yang sedang mencoba berbagai
permainan. Apa wajahnya juga tadi terlihat seperti itu.
“Ah,
asik sekali.” Taemin pun duduk di sampingnya.
“Hei,
kenapa kau selalu ada saat aku sedang sedih? Apa kau selalu mengikutiku
kemanapun?”
Taemin
menatap Minah lalu kembali memandang ke depan, “Aku lebih dari itu kau tau.
Tapi kau pasti tak akan mempercayainya kalau akuuu...” Perkataan Taemin
terhenti saat melihat Minah tiba-tiba berlari.
Minah
menutup mulutnya, air mata kembali menetes di pipinya. Sungguh, dia tak percaya
apa yang dilihatnya saat ini. Kwangmin! Kwangmin sedang bergandengan mesra
dengan seorang yeoja yang tak dikenalnya. Apa Kwangmin buta, harusnya dia
sedang bersamanya bukan dengan yeoja itu.
“Kekasihmu?”
menderngar perkataan Taemin, Minah ingin berlari pergi. Tapi tangan Taemin
menahannya. “Dekati kekasihmu itu, biar dia tau kau tak bisa lagi dia bohongi.
Aku bersyukur kau akhirnya tau apa yang dia lakukan di belakangmu.”
“Apa
maksudmu?” Minah menatap Taemin dengan mata yang berair.
“Tanyakan
saja pada kekasihmu apa yang dia lakukan di belakangmu. Pergilah.” Taemin
melepaskan genggaman tangannya. Dia tersenyum melihat Minah yang berlari
mengejar Kwangmin dan kekasihnya itu.
“Kwangmin
apa yang kau lakukan di sini?” ucap Minah pelan. Tapi Kwangmin dapat
mendengarnya karena Minah berada di depannya saat ini. Kwangmin ingin
melepaskan genggaman tangannya pada yeoja di sebelahnya namun yeoja itu tetap
memegang tangan Kwangmin erat.
“Padahal
aku menunggumu. Menunggumu sampai putus asa.”
“Aku
tadi datang kemari terlambat tapi aku tak melihatmu di sni jadi aku pergi saja
dengan temanmu?”
“Teman?
Apa maksudmu kita teman?” Yeoja itu berteriak tak terima, Kwangmin gelisah.
“Bukankah
kau bilang kau hanya punya dua tiket? Lalu bagaimana kau bisa ada di sini?
Siapa Yeoja itu? Katakan yang sebenarnya padaku! Jangan berbohong lagi!”
“Aku...
ini..”
“Jelaskan
saja yang sebenarnya pada yeoja ini. Jeoja yang hanya menjadi beban untukmu,
Kwangmin!”
“Apa
maksud yeoja itu? Diam kau yeoja perebut pacar orang! Aku tak ada urusan
denganmu!”
“kau
yang diam! Kau itu hanya...”
“SOO
RA! Cukup hentikan. Minah aku hanyaa....” Kwangmin mencoba memegang tangan Minah
namun segera ditepis Minah kasar.
“kau
pikir hanya kau saja yang bisa selingkuh? Aku juga bisa! Kau lihat aku di sini
bersama siapa? Aku di sini bersenang-senang dengan Taemin! Dan aku sangat
bahagia saat ini!” Minah terus menangis.
“HAHA~!
Dasar pembohong! Mana yang namanya Taemin itu? Kau sendirian di sini!”
“HAH,
aku ingin tertawa! Lalu di sebelahku ini siapa?”
“Kau
memang yeoja yang sudah benar-benar
kurang waras.”
“Kwangmin,
kau melihatnya kan?”
Kwangmin
menyentuh pundak Minah, “Benar, kau sendirian di sini. tak ada siapa-siapa.”
“BOHONG!
KALIAN PEMBOHONG!” Minah menutup kedua telinganya.
.
.
.
.
TEBECE
Lanjut tidak?
PPYONG~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar