.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Rabu, 11 Juni 2014

WILL YOU MARRY ME? [PART 2]

TITLE : [CHAPTER] // WILL YOU MARRY ME? [PART 2]

AUTHOR        : EVERG

GENRE           : DRAMA, FAMILY, ROMANCE

Main CAST                 :
·        TOP

·         BANG MINAH

·        JANG HYUNSEUNG


Support Cast   :
CEK SENDIRI

WARNING      :
DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo

DISCLAIMER                        :
Karakter tokoh tidak sesuai aslinya. Hanya berupa hasil imajinasi author. Seluruh hak cipta penulisan karakter, alur dalam cerita yang tertulis asli milik author.

NOTE !!!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Bila ada karakter idol kalian yang tidak biasa itu karena tunturan peran :p. Jangan marah ke author.. marah saja ke orang lain di samping anda Hehehe

EPISODE SEBELUMNYA
PART 1 II 



HAPPY READING

WILL YOU MARRY ME?
PART 2

MWO?! Aku yang salah dengar atau aku yang sudah gila? Aku dijual? Siapa yang berani-beraninya menjualku seperti sebuah barang? Pasti tak mungkin TOP Oppa. Pasti Appa yang melakukannya. BRENGSEK!

 

Lelaki itu membawaku ke dalam mobil dan aku tak bisa membuka pintu mobil itu. Mobil itu terlalu canggih. Hingga aku tak bisa berpura-pura ingin melompat dari mobil agar aku dibebaskan. Sinetron-sinetron yang aku tonton seharusnya memperbaharui cara kabur dari penjahat di sinetron yang mereka tayangkan.

 

Aku membayangka tuan yang dimaksud lelaki ini. Aku bergidik ngeri. Bisa saja kan orang yang dimaksud itu Ahjusshi tua botak berperut besar yang hampir meledak. Atau bisa saja wanita tua jahat yang menjadikanku budak seumur hidup. Atau jangan-jangan, seorang bujang lapuk yang akan menjadikanku isterinya? Arghhhhh, aku dijual pada siapa?

 

“Aku dijual pada siapa?”

 

“Setelah kita sampai kau akan tau sendiri.”

 

“Mereka akan menjadikanku apa? istri simpanan, budak seumur hidup atau...”

 

“Kau akan tau setelah kita sampai.”

 

“Kau mungkin salah orang. Sungguh, pasti bukan aku.”

 

“Kau Bang Minah bukan? Oppa mu bernama TOP bukan?”

 

“Bagaimana kau bisa tau?”

 

“Berarti benar kau.”

 

“Tapi... tapi! Bisakah kita ke rumahku dulu? Aku ingin menganti bajuku, bolehkah? Aku mohon..” Aku memperlihatkan tampang memelasku. Pasti dia akan luluh! Tak ada yang bisa menolakku.

 

“Baiklah,” Aku menepuk tanganku dan menunjukkan arah jalan menuju rumahku.

 

“Hei, kau mau mengikutiku dan melihatku berganti pakaian!” Aku menatapnya sinis saat dia mengikutiku sampai depan pintu kamarku. Dia mengikutiku sampai seperti ini. Cih, takut sekali aku akan kabur! Padahal kabur memang rencanaku saat ini.

 

“Oh, maaf!” Dia membungkuk sopan. “Setidaknya bisakah kau memanggilku lebih sopan? Aku lebih tua darimu, kau tau?”

 

“Berapa umurmu? 30 tahun? Atau 50 tahun? Apa aku harus memanggilmu Ahjusshi, atau-“

Dia berdecak, “Apa aku terlihat begitu tua? Aku seumuran dengan Oppamu. Panggil aku dengan sebutan Oppa, itu lebih sopan. Aku Shin Donghae”

 

“Baik, kenalkan aku Bang Minah.”

 

“Aku sudah tau.”

 

Aku memutar bola mataku, “Terserahlah! Sana, aku mau ganti baju, OPPA!” Aku membanting pintu kamarku keras.

 

Aku mondar-mandir di kamarku. Percuma! Aku tak bisa kabur! Tak ada jendela di kamarku! Hanya ada lubang ventilasi saja. Satu-satunya cara hanya itu saja. Semoga mereka akan berubah pikiran dan melepaskanku.

 

“KAU?!”

 

“Tak usah terkejut seperti itu!” Aku menaikkan dagunya, menutup mulutnya yang menganga. “Aku yang sebenarnya seperti ini. Ayo, cepat pergi.”

 

“Tapi...”

 

“Aku mohon rahasiakan identitasku, yang kau lihat saat menolongku. Aku tak bisa menjelaskannya sekarang, sangat rumit. Tapi aku mohon, Oppa.” Shin Donghae hanya mengangguk lalu menjalankan mobilnya.

^^^^

            Mobil memasuki sebuah halaman rumah yang luas. Sungguh, aku dibuat menganga melihatnya. Rumah ini begitu besar dan indah. Sepertinya aku benar-benar dijadikan istri simpanan  Ahjusshi tua berperut besar.

 

“Ayo, ikuti aku.” Aku mengangguk dan mengikutinya. Aku bisa saja berlari dan kabur tapi melihat 5 ekor anjing terikat di dekat pagar, aku mengurungkan niatku.

 

Shin Donghae Oppa membungkuk pada seorang gadis paruh baya yang sedang menyiram bunga-bunga miliknya ditemani 3 maisnya.

 

“Apa dia gadis itu?”

 

“Ya, Nyonya.” Shin Donghae Oppa kembali membungkuk hormat. Nyonya itu melihatku dengan pandangan merendahkan dari ujung rambut sampai ujung kakiku. Huh, walaupun dia memakai baju mahal tapi dia tak terlihat anggun dengan sikapnya yang seperti in

i.

“Aku tak sangka, pilihan Apppa benar-benar buruk. Ini membuat kepalaku pening.” Nyonya itu memijat keningnya. “Bawa dia ke ruang tengah.”

 

“Baik. Ayo, ikut aku.”

 

Kami pun berhenti pasa sebuah runagan yang mereka bilang ruang tengah. Tapi ini ruang tengah super besar dan mewah yang baru aku lihat selama hidupku. Mataku terbelalak melihat siapa yang sedang duduk di sofa yang juga sangat mewah itu.

 

“oppa!” Aku duduk di samping TOP Oppa dan memeluknya. “Apa Oppa yang menjualku? Andwae~! Aku tak mau dijodohkan dengan ahjussi tua dan botak. Bawa aku pergi, Oppa. Aku mohon.” Aku mengguncang lengan TOP Oppa.

 

“EHM!” Nyonya itu duduk di hadapan kami. “Aku tau kalian tak terpelajar dan tak tau tata krama. Tapi bisakah kalian diam! Aku ingin semua ini segera selesai.” Nyonya itu kembali memijat kepalanya.

 

“Maaf,” jawab Oppaku. Aku hanya diam tak mengerti.

 

“Oh, Tuhan! Appa yang dipikirkan Appaku saat dia memilihmu sebagai tunangan anakku. Walaupun untuk membayar hutang tapi kenapa harus bertunangan? Kenapa tak dijadikan pembantu seumur hidup saja. Ah, Tuhan!” Nyonya itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

 

“Tunangan? Tunangan siapa?”

 

“Andwae~! Oppa aku tak mau! Pasti anaknya bujangan lapuk yang tak laku-laku. Andwaee Oppa!”

 

“Kau pikir kau siapa! Berani-beraninya menghina anakku seperti itu! Kau pikir aku rea menjodohkan anakku dengan gadis kuno, kampungan seperti dirimu!”

 

Oppa mencubit lenganku dan memelototiku untuk diam. “Maafkan kami, Nyonya.”

 

“Panggil aku Mrs. Jang. Kalian harus ingat, kalau bukan karena wasiat Appaku aku tak akan rela menjodohkan anakku dengan yoja mengerikan seperti kau!”

 

Cih, siapa juga yang mau bertunangan dengan anaknya yang bujangan lapuk itu. Aissshhhhh, nasibku kenapa sesial ini?

^^^^

 Oppa, apa kau menyetujiu aku bertunangan dengannya untuk melunasi hutang-hutang Appa?”

 

“Mau bagaimana lagi, asal kau berdandan jelek seperti ini aku rela-rela saja. Dan lelaki itu sangat tampan bukan? Matamu saja sampai melotot begitu. Untung air liurmu tak ikut menetes.”

 

Ya, aku akui lelaki itu tampan, sangat tampan malah! Aku tak tau ketampanan itu diwarisi dari siapa. Namun yang pasti bukan dari Ummanya yang jahat juga sombong itu.

 

FLASHBACK

 

“Akan aku tunjukkan anakku padamu. Dan kau akan menyesal telah mengatkan hal serendah itu pada anakku. Panggil Hyun Seung kemari.” Seorang Maid pun pergi menuju lantai atas.

 

Aku menahan nafas, menati lelaki yang bernama Hyun Seung itu. Nafasku tercekat memandang wajah lelaki itu. Rasanya aku benar-benar tak bisa mengeluarkan kata sedikit pun. Hingga tanpa sadar aku berdiri dan mungkin menganga memandangnya.

 

“Ini gadis yang dijodohkan untukmu.”

 

TOP Oppa menarik tanganku menyuruhku duduk. Lelaki itu hanya memandangku datar, dia ternyata mirip dengan Ummanya.

 

“Apa ini tidak salah?” Oppaku pun menyadarinya. Tidak mungkin lelaki itu mau ditunangkan denganku. Semua orang hanya memandangku makhluk jelek buruk rupa yang menjijikan.

 

“Ini memang sudah salah dari awal.” Aku hanya bisa menunduk mendengar jawaban Mrs.Jang.

 

“Bagaimana kalau aku tak usah dijodohkan dengan anak anda. Bagaimana kalau aku melunasi hutang Appa dengan menjadi maid di sini. aku pintar memasak dan juga rajin bekerja. Tak apa bagiku.”

 

“Aku tak membutuhkan pembantu.”

 

“Tapi aku tak terbiasa tak melakukan apapun di rumah. Dan aku tau perjodohan ini tak ada yang menginginkannya. Kami tak bisa menerima kebaikan begitu saja.” Aku tau diri, tak mungkin begitu enaknya hutang Appa terbayar begitu saja. Setidaknya aku tak mau menjadi benalu di rumah ini. Aku tak mau dianggap tak berguna.

 

“Ok, kau bisa memntu di rumah ini. Aku akan berikan baju maid, tenang aku akan membayarmu untuk pekerjaan ini. Dan kau harus tinggal di rumah ini, hanya hari minggu kau mendapat libur.”

 

“Terima kasih,  Nyonya.”

 

FLASHBACK END

 

Oppa, aku akan merindukanmu.” Aku memeluk erat TOP Oppa. Ini pertama kalinya aku berpisah dengan Oppaku.

 

“Aku akan mengunjungimu sesekali. Kau tak usah khawatir.” Oppa tersenyum dan memelukku lagi.

 

Oppa tak boleh balapan selama aku tak ada. Oppa harus mencari pekerjaan lain. Berjanjilah padaku.”

 

“Pekerjaan apa lagi yang bisa aku lakukan selain balapan? Kau tenang saja, tak akan terjadi apapun.”

 

“Kalau Oppa berani melakukannya, sama saja Oppa membunuhku perlahan-lahan. Oppa, aku mohon jangan balapan lagi.” Mataku sudah berkaca-kaca. Jangan, aku takut Oppa meninggalkanku.

 

“Apa yang kau khawatirkan? Aku tak perlu kau jaga seperti itu. Aku lebih tau darimu anak kecil.”

 

Oppa, kau tai tidak? Setiap malam aku bermimpi buruk. Aku takut, aku takut Oppa akan pergi meninggalkanku. Meninggalkanku seperti apa yang Appa lakukan.”

 

“Tidak, aku tidak akan melakukan hal seperti itu.”

 

“Tapi, kalau Oppa terus balapan liar seperti itu Oppa pasti akan meninggalkanku. Berapa banyak kecelakaan yang merenggut nyawa pengendara motor? Berapa banyak Oppa? Dan aku tak mau itu terjadi pada Oppa, aku tak mau!” Aku tak bisa lagi menahannya. Air mata ini mengalir begitu saja tanpa aku minta.

 

TOP Oppa kembali memelukku, “Oppa, jangan pernah melakukan pekerjaan berbahaya seperti itu tanpa ada aku disampingmu. Kau akan membuatku ketakutan setiap malam. Aku mohon, dengarkan perkataanku kali ini.”

 

“Baiklah, akan aku lakukan demi adikku tersayang. Aku akan mencari pekerjaan lain. Bagaimana?” Oppa mencium pipiku kilat. Aku mengangguk dan tersenyum.

 

“Janji? Tak akan berbohong?”

 

“Ya.”

 

“Walaupun Oppa tak mempunyai uang, tak akan balapan?”

 

“Ya, ya, ya...”

 

Aku melambaikan tanganku pada Oppa yang pergi dengan motornya. “Oppa, aku akan berusaha keras! Aku akan melunasi hutang Appa secepat mungkin.”

^^^^

Sudah 3 hari aku berada di rumah mewah ini. Dan selama 3 hari itu pula aku masih sering menangis. Aku begitu rindu Oppaku.

 

Biasanya sebelum tidur, Oppa akan berbaring di sampingku dan memainkan rambutku. Kami berdua akan saling menceritakan mimpi kami. Dan Oppa akan mengelus kepalaku lembut sampai aku tertidur. Mengingatnya membuat aku semakin rindu!!!

 

Penghuni rumah ini memang tak memperlakukanku seperti pembantu. Aku kan bersih-bersih pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah dan melanjutkan pekerjaanku sepulang sekolah. Aku memang tak makan di meja makan yang sama dengan mereka dan itu tidak masalah. Aku sadar kedudukanku.

 

Tapi aku merasa bersalah, gara-gara kau banyak maid yang dipecat. Yang tersisa hanya bibi Min yang sudah bekerja pada keluarga ini selama 20 tahun. Mungkinkarena aku telalu semangat bekerja hingga pekerjaan maid lain aku yang menyelesaikannya.

 

Lamunanku di kebun belakang terganggu saat mendengar suara ramai mendekati kebun belakang ini.

 

“Selamat malam,” Aku berdiri dan membungkuk hormat pada Hyun Oppa dan teman-temannya. Ah, lagi-lagi mereka akan berpesta sampai tengah malam. Gara-gara Mrs.Jang tak ada mereka bebas melakukan apapun di rumah ini.

 

“Apa yang harus aku siapkan Tuan?”

 

“Seperti biasa, kau ini bodoh sekali! Masa setiap kami datang kami harus mengingatkanmu! Dia bodoh sekali kan, Hyun Seung sayang.”

 

 Aku merasa mau muntah melihat tingkah sok manja gadis di hadapanku itu. Kurang ajar dia mengataiku bodoh! Hyun Oppa bodoh sekali mau saja berdekatan dengan gadis benalu seperti itu.

 

“Baiklah, akan aku siapkan.” Aku pun pergi ke dapur dan membuka kulkas, tapi aku tak menemukan apapun. Berarti aku harus pergi ke supermarket untuk membeli semuanya.

 

Huaaaaa, malam ini dingin sekali. Dua keranjang belanjaan menambah berat langkahku. Beginilah nikmatnya menjadi gadis jelek, kau tak perlu takut diganggu lelaki hidung belang malam-malam begini. Mana ada yang berminat dengan gadis jelek.

 

Aku meletakan kaleng-kaleng minuman dan makanan pada meja di ruang tengah. Musik keras sudah terdengar memekakkan telinga. Kasihan Bibi Min, malam ini tidurnya harus kembali terganggu. Tubuh tuanya harus kembali menunggu mendapat tidur yang nyaman.

 

Mereka sibuk menari dan berbincang sana sini, tak menghiraukan diriku yang bolak-balik merapikan dan membuang sampah-sampah mereka. Aku sudah lelah, tapi sepertinya pesta ini akan berlangsung hingga pagi.

 

“Hei, mana tunaganmu itu? Aku ingin melihatnya.” Teriak salah satu teman Hyun Seung Oppa. Aku yang mendengarnya merasa penasaran. Aku pun lebih mendekati mereka sambil berpura-pura sedang bersih-bersih.

 

“Ya, mana gadis yang merebutmu dariku? Sialan sekalii! Secantik apa dia? Bukankah tak ada yang lebih cantik dibandingkan aku, Eun Bin.” Gadis genit otu tertawa-tawa.

 

Hyun Seung Oppa hanya diam, tak memedulikan teman-temannya yang mengerubunginya menanti jawaban. Ah, sudah aku duga dia malu mengakuiku.

 

“Ah, maaf.” Aku membungkuk dan meMinta maaf. Karena kesal dengan cerobohnya aku menabrak seorang lelaki hingga minumannya membasahu bajunya.

“Ah, siapa yang berani menabrak Lee Min Hyuk? Oh, ternyata gadis pelayan ini!”

 

“Mianhae, mianhae,” aku berusaha melepaskan genggaman tangannya.

 

“Hei, aku baru sadar kalau dia cantik.”

 

“Cantik dari mana? Dia itu gadis jelek yang pernah aku temui. Kau benar-benar sudah tidak waras Min Hyuk.” Eun Bin tertawa.

 

“Lihat, dia memiliki rambut yang indah. Dan kaca mata ini sepertinya penghalang matanya yang juga indah.”

 

“Aku mohon jangan Tuan.” Aku berusaha menahan tangannya yang hendak melepaskan kaca mataku.

 

“Lepaskan kaca mata bodohmu ini. Kau akan berterima kasih padaku karena kau terlihat cantik setelah melepas kaca mata ini.”

 

“Jangan, aku mohon.”

 

Hyung, hentikan! Soal bajumu nanti aku yang urus. Lepaskan maidku.” Hyun Seung Oppa menjauhkan lelaki itu dariku.

 

“Biarkan Min Hyuk bermain-main dengan maidmu.” Eun Bin menarikku lalu mendorongku pada Min Hyuk.

 

“Bagaimana kalau kita juga mengajak maidmu bersenang-senang?”

 

Hyung, aku mohon jangan seperti ini.”

 

“Maidmu cantik sekali!” Lelaki yang bernama Min Hyuk itu mengedipkan matanya padaku. Aku sunguh-sunguh muak! Ingin sekali aku meninju wajahnya.

 

Hyun Oppa pergi mematikan alunan musik yang menghentak, “Sebaiknya semua berakhir sekarang. Supirku aka mengantar kalian pulang.”

 

Terdengar protes di mana-mana tapi Hyun Oppa tetap membawa mereKa menuju pintu. “Hei, mengapa kau mengusir kami seperti ini hnaya karena aku menggoda maidmu? Kau berlebihan sekali!”

 

Hyung, bajumu besok aku jamin sudah berada di kamarmu.”

 

“Jawab pertanyaanku! Aku tak peduli dengan bajuku!”

 

“Tak ada apapun.”

 

“Kalau begitu boleh sesekali aku mengajak maidmu pergi bersamaku?”

 

“Tidak boleh!”

 

“Wae?”

 

“Karena semua yang berada di rumah ini milikku. Dan tak ada yang oleh menyentuh mlikku selain aku.”

.

.

.

TEBECE

COMMENT YUK,

PPYONG~

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar