Gadis bernama Ermina terus memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Menutup lemari pakaian lalu berjalan menuju rak buku. Mengambil beberapa novel lalu memasukkannya juga ke dalam koper.
"Ermina, ini bukan dirimu yang aku kenal."
Ermina tak mengeluarkan suaranya. Memilih menatap kertas berisi daftar barang yang harus ia bawa. Bila seseorang sudah memanggil nama lengkapnya -Ermina- orang itu benar-benar kesal padanya.
"Saat aku menyuruhmu berhenti kau tidak berhenti. Saat aku melihatmu memilih sendiri untuk berhenti, kenapa terasa sakit. Mina?" Gadis yang sibuk mengoceh sejak tadi memegang kedua bahu Ermina. Ermina menunduk. "Kau masih punya kesempatan. Kau masih bisa-"
"Kak Cleosa," Ermina mengangkat wajahnya, memasang senyum lebar. "Kalau besok kau mau mengantarku ke bandara aku akan berangkat pukul 5 pagi. Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat." Mendorong pelan kedua lengan gadis yang dipanggil Cleosa itu. Kemudian kembali mengambil barang-barang yang dibutuhkan.
Cleosa menghela nafasnya, "Ermina, aku harap kau tidak menyesal." Bantingan pintu pun terdengar. Ermina menengadahkan kepalanya, matanya sudah memanas sejak tadi. Aku tak memiliki kesempatan, bahkan sejak awal. Matanya memandang ke luar jendela. Menatap langit yang sudah berubah mendung. BACA SELENGKAPNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar