"Aku masih berada di sini, Verena. Suruh orang itu pergi!"
"Mir,
dia masih disini! Tolong aku." Verena kembali menangis. Mir tak bisa
menghentikan tangis Verena yang semakin mengeras. Gadis itu terus
berteriak sambil sesekali meronta.
"Suruh orang itu pergi, Verena. Cepat!"
Entah kekuatan darimana, Verena melepaskan lengan Mir lalu mendorong tubuh Mir. Membuat lelaki itu mundur tiga langkah.
"Pergi dai sini, cepat! " Teriak Hyena dan Verena bersamaan. Mir mundur perlahan, membuka knop pintu lalu menghilang.
Sosok
Hyena muncul kembali. Berjongkok sambil tangannya memegang ujung meja.
"Puas kau, dia pasti berpikir aku sudah tidak waras." Verena memandang
Hyeri dengan pandangan kabur. Air mata menumpuk di kedua kelopak
matanya.
"Jangan dekati orang itu." Ucap Hyena dalam posisi yang sama.
"Apa Mir yang membuatmu seperti ini? Apa kau akan mempergunakan aku utuk membalas dendam padanya?"
"Sejujurnya kau tak mengenal orang yang bernama Mir itu. Hanya saja saat Mir berdekatan denganku, tubuhku terasa lemah, sakit."
Verena
menghapus air matanya dengan kasar. Dapat dilihat tangan Hyena yang
bergetar saat menjadikan pinggiran meja sebagai pegangan untuk berdiri.
Sosok Hyena berubah transparan lalu kembali seperti semula, berulang
kali.
"Aku sudah membuatnya takut. Aku tak memiliki muka lagi
untuk bertemu orang-orang." Verena menekuk tubuhnya, nada suaranya
lemah.
"Kau akan baik-baik saja." Hyena
mendekati Verena dan menyentuh lengan kanan Verena. Mata Verena
terbelalak, bibirnya mengeluarkan ringisan. Verena menghentakkan
lengannya. Sentuhan Hyena terasa dingin dan perih. Menatap lengannya,
tak ada luka apapun tapi perih itu masih terasa.
"Mereka pasti berpikir aku sudah gila" Verena menghela nafas.
"Kau bisa berbicara denganku tanpa menggerakkan bibirmu, cobalah."
Verena menatap Hyena, "Apa kau tidak berbobong?" Ucap Verena dalam hati BACA SELENGKAPNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar