.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Selasa, 07 Januari 2014

[ONESHOOT] COOKING COOKING!/ // KEY SHINEE


INI TERINSPIRASI DARI LAGU OPPADEUL SUPER JUNIOR COOKING COOKING!

JANGAN LUPA COMMENTNYA YA, KIRITIKAN JUGA BOLEH

GOMAWO^^
...................................................................................................................

TITLE            :  COOKING COOKING!

AUTHOR      : EverG

GENRE         : ES CAMPUR

LENGTH       : SEKALI TEMBAK

RATING        : PG-17

MAIN CAST             :

·         KEY

·         KANG SE JIN

WARNING   :

Abal-abal, GJ, DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo

READ my FF and give me your FEEDBACK  about this FF

DISCLAIMER          :
Semua Cast milik Tuhan, keluarganya, kekasihnya, fansnya, dan siapapun yang mengaku memiliki. Namun FF ini milikku. Milikku selamanya^^

RCL Please

-HAPPY READING-

“Akan aku tujukkan dapur  rumahku. Kau akan terkejut melihatnya.” Seorang wanita paruh baya berjalan menuju dapur rumahnya dengan senyum. Senang akhirnya bisa ikut dalam acara TV di mana dia bisa masak bersama Chef terkenal.

“Wah, rumahnya sangat indah dan nyaman sekali. Dapurnya pasti sangat bagus.”

Wanita itu tersenyum bangga. Betapa dia sangat menantikan saat ini. Hingga saat dia mendapat berita bahwa dialah yang terpilih, dapurnya pun disulapnya menjadi sangat bagus. Tetangganya akan sangat iri bila nanti melihatnya di TV.

Namun saat dia sampai di dapur rumahnya, betapa dia ingin rasanya di telan bumi. Tepung, cangkang telur, gula, pasta cokelat, dan loyang-loyang bertebaran di mana-mana. Bahkan ceceran adonan coklat da yang menempel di lantai. Dimana dapurnya yang mau dibanggakannya itu?

“SE JINNNNNNN! APA YANG KAU LAKUKAN PADA DAPUR UMMA? Oh Tuhan, jantungku!”

“NYONYA KANG! NYONYA KANG!” Seketika suasana menjadi panik melihat sang tuan rumah jatuh pingsan di lantai.
...........................................................................................

“HAPPY B’DAY TO YOU. HAPPY B’DAY TO YOU. HAPPY B’DAY KEY. HAPPY B’DAY TO YOU. YEEEYYYYYYYY!

“HAPPY B’DAY KEY!”

Namja tampan bermata sipit itu sibuk menerima ucapan dari teman-temannya. Berbagai hadiah diterimanya. Bahkan tak jarang ada yeoja yang dengan beraninya mendaratkan hadiah ciuman di pipinya.

“Minggir, minggir!” Keriuhan itu pun sedikit terusik dengan kedatangan seorang yeoja yang datang membawa sebuah kue tart cokelat di kedua tangannya. Yeoja itu berjalan mendekati Key, yang entah di sadari yeoja itu atau tidak terkejut melihat kedatanggannya.

“Selamat ulang tahun Key Oppa. Aku sebenarnya ingin memberi kejutan tepat jam dua belas malam, tapi aku baru berhasil membuat kue ini tadi. Aku harap Oppa menyukainya.”

“Aku bisa melihat dengan jelas usahamu untuk membuat kue ini.” Key berusaha menahan tawanya. Bahkan beberapa orang di sana pun ada yang sudah tertawa dan berbisik ke sana kemari.

“Apa ini bisa di makan?”

“Tentu saja Oppa, aku tak mungkin mencampurkan racun di kue ini. Ya walaupun bentuknya tak terlalu bagus. Tapi aku membuat ini dengan sepenuh hatiku. Dengan cinta.”

“Apa benar ini bisa di makan?”

“Oppa masih tak percaya? Sini aku akan makan duluan untuk membuktikannya.” Dan seketika wajah yeoja itu berubah merah, dan dia memuntahkan kue itu dari mulutnya. Suara tawa pun terdengar membahana. Membuat cairan bening itu turun di kedua pipinya. Yeoja itu pun berlari pergi.

“Se Jin.”
..............................................................

Yeoja itu –Se Jin- kini duduk terisak memandang pantulan bayangannya di air sungai. Betapa memalukannya dia hari ini. Ternyata selain kuenya yang gagal, ternyata dia datang dengan wajah kacau. Wajahnya masih berlumuran adonan kue. Dia sudah tak tidur semalaman untuk mempersiapkan semua ini. Tapi semuanya gagal dan dia sangat mempermalukan dirinya hari ini.

Dan rasa sakit itu bertambah saat dengan kejamnya kue hasil jerih payahnya dibuang begitu saja ke tempat sampah oleh saingannya, yeoja ratu iblis –Hye Ri-. Harusnya dia benar-benar pergi saat itu. bukan malah bersembunyi untuk mengintip dan melihat hal kejam seperti itu.

“Hah,” Se Jin memukul kepalanya. Ternyata membuat kue itu tak semudah yang di bayangkannya. Se Jin pikir hanya dengan membawa resep siapa pun akan berhasil membuat kue itu. Tapi dia sudah mengulang resep itu sampai 11 kali hasilnya tetap gagal!

“Lagi-lagi ratu iblis itu yang menang! Se Jin, kenapa dari sekian hal yang bisa kau lakukan , kenapa hanya memasak yang menjadi kelemahanmu. Bagaimana kau bisa mendapatkan Key Oppa kalau kau tak bisa memasak? Se Jin bodoh!”

“Aku harus membereskan kekacauan di dapur sebelum Umma pulang. Bisa-bisa ini waktu terakhirku melihat matahari.” Lagi-lagi menghela nafasnya. Segera membasuh wajahnya dengan air sungai yang jernih dan langsung bergegas pulang ke rumah.
..................................................................

Berjalan perlahan-lahan memasukki rumahnya. Lega, saat suasana rumahnya sangat sepi. Ini berarti Ummanya belum pulang ke rumah. Dengan tenang Se Jin berjalan menuju dapur rumahnya. Dia harus membersihkan semuanya dengan sepecat kilat.

“Nona Se Jin, anda sudah pulang?”

“Hei, Umma belum pulang ke rumah kan?”

“Apa Nona tidak tau kalau Nyonya Kang di rumah sakit sekarang?”

“Di rumah sakit! UMMA KENAPA SAMPAI BISA KE RUMAH SAKIT? Apa Umma kecelakaan? Katakan padaku!” Se Jin menggucang-guncangkan tubuh Maidnya.

“Nyonya terkena serangan jantung karena melihat dapur yang kacau balau. Seharusnya Nyonya Kang masak bersama chef dari acara TV itu, tapi karena dapurnya berantakan semuanya gagal. Dan Nyonya langsung pingsan....”

Sebelum Maidnya menyelesaikan kata-katanya Se Jin sudah berlari pergi. Benar-benar kacau! Dia memepermalukan dirinya di depan Key. Dan sekarang dia sudah berhasil mengantar Ummanya menuju kematian.
...................................................................................

Se Jin mondar-mandir di depan pinturuang rawat Ummanya. Berusaha mengumpulkan keberanian untuk masuk. Menebak-nebak apakah Ummanya sudah sadar atau masih pingsan. Dan apakah Ummanya sudah siap untuk melihat wajahnya, si pembuat kekacauan itu. jangan sampai Ummanya mendapat serangan jantung yang kedua, karena melihat dirinya.

“Se Ji, apakah itu kau.”

“Dokter Park?” Se Jin tersenyum dan membungkuk hormat. “Bagaimana keadaan Umma? Apa Umma baik-baik saja?”

Dokter Park malah tertawa. Setelahnya dia mengelus kepala Se Jin. “Apa yang kau lakukan pada dapurnya? Aku dengar Ummamu sakit seperti ini hanya karena masalah dapur?”

“Aku mengacaukan dapurnya. Padahal Umma akan memasak bersama Chef terkenal itu. aku tidak tau kalau Umma mempunyai acara sepenting itu, hingga membuatnya seperti ini. Aku hanya ingin membuat kue dengan tanganku sendiri. Tak ku sangka masalahnya bisa menjadi serumit ini. Aku menyesal.” Se jin menundukkan kepalanya sambil memutar-mutarkan ujung sepatunya di lantai.

“Apa Umma baik-baik saja? Tidak parah kan keadaannya.”  Se Jin menatap Dokter Park dengan mata yang berkaca-kaca.

“Syukurlah tidak terlalu membahayakan nyawanya. Kenapa tak kau beli saja? Kau bisa saja membakar rumahmu, kau kan tidak pandai memasak. Se Jin, kau ini lucu sekali.”

“Aku hanya ingin membuat sesuatu yang spesial untuk seseorang.”

“Pasti untuk namjachingumu..”

“Dokter Park, apa keadaam Nyonya Kang sudah lebih baik?”

“Ah, sudah.” Se Jin memandang orang asing yang bertanya pada Dokter Park dengan kening berkerut. Siapa dia orang aneh yang datang ke rumah sakit dengan seragam Chef seperti itu?

“Jin Hoon, ini anak Nyonya Kang. Se Jin, kalau kau mau tau bagaimana kejadian lebih jelasnya kau bisa bertanya pada Jin Hoon. Aku masih harus memeriksa pasien yang lain. Se Jin, jaga Ummamu dengan baik.”

“Oh, jadi kau pengacau dapur itu? Kau tau gara-gara ulahmu, Ummamu bisa saja langsung di panggil Tuhan tadi. Kau membuat kami semua repot hari ini.”

“Maafkan aku. Aku tau semua ini salahku. Tapi tak bisakah kau tak menyudutkanku lebih dari ini? Hariku sudah cukup buruk dan tolong  jangan tambah lagi.”

“Ya sudahlah,” Jin Hoon duduk di kursi depan ruang rawat Nyonya Kang. “Kau tidak bisa memasak? Bukankah yeoja seharusnya bisa memasak? Aku saja seorang namja sangat pintar memasak.”

Se Jin mendelik tajam kearah Jin Hoon. “Lalu kau merasa bangga karena itu? Hah, aku kira semua bisa mudah ternyata malah separah ini.”

“Ini, kau bisa menelpon aku kalau kau mau. Aku bisa mengajarkanmu memasak.” Jin Hoon memberikan kartu namanya. Se Jin memandang Jin Hoon tak berkedip.
................................................................................

“Aku kira kau tak akan menampakkan wajahmu lagi di sini.” Hye Ri –sang ratu iblis- menghampiri Se Jin yang sedang berada di kantin dengan sahabatnya Jay.

“Kau kira hanya karena itu aku kabur? Aku tak semudah itu menyerah.”

“Kau selalu dipuja karena kau pintar, cantik dan berprestasi di kampus ini. Tapi tidak disangka hanya karena hal sesederhana memasak, kau bisa terlihat begitu bodoh. BO-DOH! Kau kira Key Oppa akan tertarik padamu? Key Oppa kan mencari calon istri yang pintar memasak seperti diriku. Jadi berhentilah BER-MIM-PI! Hahahahah!”

Se Jin meletakkan pipinya di atas meja, apa benar dia tak memiliki kesempatan untuk bersama Key? “Apa seorang yeoja harus pintar memasak? Apa namja selalu menginginkan istrinya yang pintar memasak?”

“Aku tidak. Aku malah tidak terlalu mengharapkan istriku bisa memasak.” Jawab Jay.

“Kenapa?”

“Kau itu pintar, kalau kau tidak bisa memasak kau kan bisa membayar maid untuk memasak setiap hari. Hal sesederhana itu saja kau memusingkannya. Lagipula Key kan pintar memasak, kalau kau tidak bisa memasak suruh saja dia yang memasak setiap hari. Orang yang saling mencintai itu harus bisa saling melengkapi.”

“Tapi yang aku tau, suami akan lebih betah di rumah bila istrinya bisa memasak. Aku sedih sekali.”

“Sudahlah, bagaimana kalau kita makan gratis untuk mengembalikan moodmu. Pangeranmu sedang membagi-bagikan hasil karyanya sekarang.”

“Benarkah?”

Mulut Se Jin tak berhenti mengunyah, semua makanan di sini enak sekali. Dan ketampanan Keynya bertambah saat sedang memasak. tanpa sadar, Se Jin perlahan-lahan semakin mendekat dimana Key berada.

“Nah, bila sudah seperti ini, kita matikan apinya. Dan bisa disajikan.” Suara riuh tepuk tangan pun terdengar. “Siapa yang mau mencobanya?”

“Aku! Aku! Aku!” Banyak yang berebut ingin mencobanya, tak terkecuali Se Jin. Yang sudah siap dengan garpu dan piring di tangannya.

“Key Oppa, apa yeoja idamanmu itu harus yang pintar memasak?” Hye Ri bertanya dengan sengaja mengencangkan suaranya, dan terdapat tekanan saat menyebutkan “pintar memasak.”

“Tentu saja. Mana ada yang menolak hasil masakan yeoja yang dicintainya.”

“Berarti aku masuk kategori itu kan Oppa?” Se Jin pun sudah tak bernafsu lagi memperebutkan makanan buatan Key. Mata Key dan Se Jin bertemu, Se Jin pun melangkah pergi. Sepertinya dia harus menyerah.

“Tapi selain pintar memasak, yeoja itu harus pintar.” Key meninggalkan Hye Ri yang cemberut.
......................................................


Key menutup buku di tangannya. Buku yang sebenarnya tak dibacanya, karena pikirannya sibuk memikirkan yang lain. Memikirkan Se Jin.

Sudah beberapa minggu ini dia tak melihat anak itu. padahal, biasanya sosok aneh itu bisa di temukannya dengan mudah. Dan selau ada saja tingkah aneh yang bisa membuat seorang Key tertawa. Tahukah Se Jin bahwa dia telah berhasil membuat seorang Key tertarik?

Se Jin mungkin menarik bagi siapapun karena kepintarannya. Namun tingkah bodoh Se Jin lah yang membuat Key tertarik. Se Jin terlihat begitu jujur di matanya. Walaupun waktu itu Se Jin membuat kue yang sudah diduganya tak berhasil dibuat, namun ketelusan dan usahanya untuk membuat kue di hari ulang tahunnya membuatnya tersentuh.

 Dan soal wanita idamannya yang harus pintar memasak sepertinya, sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh. Dia hanya ingin melihat sejauh mana  kesungguhan perasaan Se Jin padanya. Dan sekarang terasa sedikit kekhawatiran di hatinya melihat sosok itu tak ditemukannya lagi. Apa dia sudah menyerah?

Mata Key tak bisa berkedip saat matanya tanpasengaja melihat sosok orang yang difikirkannya sejak tadi sedang bersama namja lain. Menyuapi namja itu dengan pasta yang mungkin buatannya sendiri. Milihat 2 buah kotak bekal yang terbuka di meja itu.

“Oh, seperti itu.”
..............................................................

Key duduk dengan gelisah, memperhatikan ruang VIP tampat di mana dia sekarang. Menyesali keputusannya yang akhirnya datang memenuhi undangan chef terkenal itu. namja yang bersama Se Jin waktu itu. Tak mengerti mengapa dia dipisahkan dengan tamu yang lain.

“Aku dengar kau pemasak yang handal, Key.”

Pandangan Key pun beralih, “Memangnya kenapa?” jawabnya ketus. Chef terkenal bernama Jin Hoon ini menyebalkan sekali.

“Aku yakin setelah ini pikiranmu itu harus diubah. Ada yang tak kalah hebat dari dirimu.”  Jin Hoon menjentikkan jarinya, dan kemudian masuklah para pelayan yang membawa bermacam makanan. “Selamat menikmati.”

Key mencoba makanana itu dengan wajah cemberut. Baru satu suapan, matanya tercenggang. Ini tidak bisa dipercaya. Sesuap lagi, lagi, lagi dan lagi. Dan makanan selanjutnya pun sama. ENAK SEKALI.

“Bagaimana Key?”

“Untuk apa kau menanyakan pendapatku? Kalau chef terkenal sepertimu yang memasaknya, pasti sudah tertebak rasanya. Aku tak terkejut. Sebenarnya apa maksudmu melakukan ini semua?”

“Sayangnya kau salah. Bukan aku yang memasaknya. Keluarlah, sang pembuat onar.”

Hey Chagiya, are you full?”

“I want more.” Key tersenyum lebar.


BYE2 *KECUP TAEMIN*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar