INI TERINSPIRASI DARI LAGU OPPADEUL
SUPER JUNIOR COOKING COOKING!
JANGAN LUPA COMMENTNYA YA,
KIRITIKAN JUGA BOLEH
GOMAWO^^
...................................................................................................................
TITLE : COOKING COOKING!
AUTHOR : EverG
GENRE : ES CAMPUR
LENGTH : SEKALI TEMBAK
RATING : PG-17
MAIN CAST :
·
KEY
·
KANG
SE JIN
WARNING :
Abal-abal,
GJ, DON’T LIKE DON’T READ, NO COPAS, banyak miss typo
READ
my FF and give me your FEEDBACK about this FF
DISCLAIMER :
Semua
Cast milik Tuhan, keluarganya, kekasihnya, fansnya, dan siapapun yang mengaku
memiliki. Namun FF ini milikku.
Milikku selamanya^^
RCL Please
-HAPPY READING-
“Akan
aku tujukkan dapur rumahku. Kau akan
terkejut melihatnya.” Seorang wanita paruh baya berjalan menuju dapur rumahnya
dengan senyum. Senang akhirnya bisa ikut dalam acara TV di mana dia bisa masak
bersama Chef terkenal.
“Wah,
rumahnya sangat indah dan nyaman sekali. Dapurnya pasti sangat bagus.”
Wanita
itu tersenyum bangga. Betapa dia sangat menantikan saat ini. Hingga saat dia
mendapat berita bahwa dialah yang terpilih, dapurnya pun disulapnya menjadi
sangat bagus. Tetangganya akan sangat iri bila nanti melihatnya di TV.
Namun
saat dia sampai di dapur rumahnya, betapa dia ingin rasanya di telan bumi. Tepung,
cangkang telur, gula, pasta cokelat, dan loyang-loyang bertebaran di mana-mana.
Bahkan ceceran adonan coklat da yang menempel di lantai. Dimana dapurnya yang
mau dibanggakannya itu?
“SE
JINNNNNNN! APA YANG KAU LAKUKAN PADA DAPUR UMMA? Oh Tuhan, jantungku!”
“NYONYA
KANG! NYONYA KANG!” Seketika suasana menjadi panik melihat sang tuan rumah
jatuh pingsan di lantai.
...........................................................................................
“HAPPY
B’DAY TO YOU. HAPPY B’DAY TO YOU. HAPPY B’DAY KEY. HAPPY B’DAY TO YOU.
YEEEYYYYYYYY!
“HAPPY
B’DAY KEY!”
Namja
tampan bermata sipit itu sibuk menerima ucapan dari teman-temannya. Berbagai
hadiah diterimanya. Bahkan tak jarang ada yeoja yang dengan beraninya
mendaratkan hadiah ciuman di pipinya.
“Minggir,
minggir!” Keriuhan itu pun sedikit terusik dengan kedatangan seorang yeoja yang
datang membawa sebuah kue tart cokelat di kedua tangannya. Yeoja itu berjalan
mendekati Key, yang entah di sadari yeoja itu atau tidak terkejut melihat
kedatanggannya.
“Selamat
ulang tahun Key Oppa. Aku sebenarnya ingin memberi kejutan tepat jam dua belas
malam, tapi aku baru berhasil membuat kue ini tadi. Aku harap Oppa
menyukainya.”
“Aku
bisa melihat dengan jelas usahamu untuk membuat kue ini.” Key berusaha menahan
tawanya. Bahkan beberapa orang di sana pun ada yang sudah tertawa dan berbisik
ke sana kemari.
“Apa
ini bisa di makan?”
“Tentu
saja Oppa, aku tak mungkin mencampurkan racun di kue ini. Ya walaupun bentuknya
tak terlalu bagus. Tapi aku membuat ini dengan sepenuh hatiku. Dengan cinta.”
“Apa
benar ini bisa di makan?”
“Oppa
masih tak percaya? Sini aku akan makan duluan untuk membuktikannya.” Dan
seketika wajah yeoja itu berubah merah, dan dia memuntahkan kue itu dari
mulutnya. Suara tawa pun terdengar membahana. Membuat cairan bening itu turun
di kedua pipinya. Yeoja itu pun berlari pergi.
“Se
Jin.”
..............................................................
Yeoja
itu –Se Jin- kini duduk terisak memandang pantulan bayangannya di air sungai.
Betapa memalukannya dia hari ini. Ternyata selain kuenya yang gagal, ternyata
dia datang dengan wajah kacau. Wajahnya masih berlumuran adonan kue. Dia sudah
tak tidur semalaman untuk mempersiapkan semua ini. Tapi semuanya gagal dan dia
sangat mempermalukan dirinya hari ini.
Dan
rasa sakit itu bertambah saat dengan kejamnya kue hasil jerih payahnya dibuang
begitu saja ke tempat sampah oleh saingannya, yeoja ratu iblis –Hye Ri-.
Harusnya dia benar-benar pergi saat itu. bukan malah bersembunyi untuk
mengintip dan melihat hal kejam seperti itu.
“Hah,”
Se Jin memukul kepalanya. Ternyata membuat kue itu tak semudah yang di
bayangkannya. Se Jin pikir hanya dengan membawa resep siapa pun akan berhasil
membuat kue itu. Tapi dia sudah mengulang resep itu sampai 11 kali hasilnya
tetap gagal!
“Lagi-lagi
ratu iblis itu yang menang! Se Jin, kenapa dari sekian hal yang bisa kau
lakukan , kenapa hanya memasak yang menjadi kelemahanmu. Bagaimana kau bisa
mendapatkan Key Oppa kalau kau tak bisa memasak? Se Jin bodoh!”
“Aku
harus membereskan kekacauan di dapur sebelum Umma pulang. Bisa-bisa ini waktu
terakhirku melihat matahari.” Lagi-lagi menghela nafasnya. Segera membasuh
wajahnya dengan air sungai yang jernih dan langsung bergegas pulang ke rumah.
..................................................................
Berjalan
perlahan-lahan memasukki rumahnya. Lega, saat suasana rumahnya sangat sepi. Ini
berarti Ummanya belum pulang ke rumah. Dengan tenang Se Jin berjalan menuju
dapur rumahnya. Dia harus membersihkan semuanya dengan sepecat kilat.
“Nona
Se Jin, anda sudah pulang?”
“Hei,
Umma belum pulang ke rumah kan?”
“Apa
Nona tidak tau kalau Nyonya Kang di rumah sakit sekarang?”
“Di
rumah sakit! UMMA KENAPA SAMPAI BISA KE RUMAH SAKIT? Apa Umma kecelakaan?
Katakan padaku!” Se Jin menggucang-guncangkan tubuh Maidnya.
“Nyonya
terkena serangan jantung karena melihat dapur yang kacau balau. Seharusnya
Nyonya Kang masak bersama chef dari acara TV itu, tapi karena dapurnya
berantakan semuanya gagal. Dan Nyonya langsung pingsan....”
Sebelum
Maidnya menyelesaikan kata-katanya Se Jin sudah berlari pergi. Benar-benar
kacau! Dia memepermalukan dirinya di depan Key. Dan sekarang dia sudah berhasil
mengantar Ummanya menuju kematian.
...................................................................................
Se
Jin mondar-mandir di depan pinturuang rawat Ummanya. Berusaha mengumpulkan
keberanian untuk masuk. Menebak-nebak apakah Ummanya sudah sadar atau masih
pingsan. Dan apakah Ummanya sudah siap untuk melihat wajahnya, si pembuat kekacauan
itu. jangan sampai Ummanya mendapat serangan jantung yang kedua, karena melihat
dirinya.
“Se
Ji, apakah itu kau.”
“Dokter
Park?” Se Jin tersenyum dan membungkuk hormat. “Bagaimana keadaan Umma? Apa
Umma baik-baik saja?”
Dokter
Park malah tertawa. Setelahnya dia mengelus kepala Se Jin. “Apa yang kau
lakukan pada dapurnya? Aku dengar Ummamu sakit seperti ini hanya karena masalah
dapur?”
“Aku
mengacaukan dapurnya. Padahal Umma akan memasak bersama Chef terkenal itu. aku
tidak tau kalau Umma mempunyai acara sepenting itu, hingga membuatnya seperti
ini. Aku hanya ingin membuat kue dengan tanganku sendiri. Tak ku sangka
masalahnya bisa menjadi serumit ini. Aku menyesal.” Se jin menundukkan
kepalanya sambil memutar-mutarkan ujung sepatunya di lantai.
“Apa
Umma baik-baik saja? Tidak parah kan keadaannya.” Se Jin menatap Dokter Park dengan mata yang
berkaca-kaca.
“Syukurlah
tidak terlalu membahayakan nyawanya. Kenapa tak kau beli saja? Kau bisa saja
membakar rumahmu, kau kan tidak pandai memasak. Se Jin, kau ini lucu sekali.”
“Aku
hanya ingin membuat sesuatu yang spesial untuk seseorang.”
“Pasti
untuk namjachingumu..”
“Dokter
Park, apa keadaam Nyonya Kang sudah lebih baik?”
“Ah,
sudah.” Se Jin memandang orang asing yang bertanya pada Dokter Park dengan
kening berkerut. Siapa dia orang aneh yang datang ke rumah sakit dengan seragam
Chef seperti itu?
“Jin
Hoon, ini anak Nyonya Kang. Se Jin, kalau kau mau tau bagaimana kejadian lebih
jelasnya kau bisa bertanya pada Jin Hoon. Aku masih harus memeriksa pasien yang
lain. Se Jin, jaga Ummamu dengan baik.”
“Oh,
jadi kau pengacau dapur itu? Kau tau gara-gara ulahmu, Ummamu bisa saja
langsung di panggil Tuhan tadi. Kau membuat kami semua repot hari ini.”
“Maafkan
aku. Aku tau semua ini salahku. Tapi tak bisakah kau tak menyudutkanku lebih
dari ini? Hariku sudah cukup buruk dan tolong
jangan tambah lagi.”
“Ya
sudahlah,” Jin Hoon duduk di kursi depan ruang rawat Nyonya Kang. “Kau tidak
bisa memasak? Bukankah yeoja seharusnya bisa memasak? Aku saja seorang namja
sangat pintar memasak.”
Se
Jin mendelik tajam kearah Jin Hoon. “Lalu kau merasa bangga karena itu? Hah,
aku kira semua bisa mudah ternyata malah separah ini.”
“Ini,
kau bisa menelpon aku kalau kau mau. Aku bisa mengajarkanmu memasak.” Jin Hoon
memberikan kartu namanya. Se Jin memandang Jin Hoon tak berkedip.
................................................................................
“Aku
kira kau tak akan menampakkan wajahmu lagi di sini.” Hye Ri –sang ratu iblis-
menghampiri Se Jin yang sedang berada di kantin dengan sahabatnya Jay.
“Kau
kira hanya karena itu aku kabur? Aku tak semudah itu menyerah.”
“Kau
selalu dipuja karena kau pintar, cantik dan berprestasi di kampus ini. Tapi
tidak disangka hanya karena hal sesederhana memasak, kau bisa terlihat begitu
bodoh. BO-DOH! Kau kira Key Oppa akan tertarik padamu? Key Oppa kan mencari
calon istri yang pintar memasak seperti diriku. Jadi berhentilah BER-MIM-PI!
Hahahahah!”
Se
Jin meletakkan pipinya di atas meja, apa benar dia tak memiliki kesempatan
untuk bersama Key? “Apa seorang yeoja harus pintar memasak? Apa namja selalu
menginginkan istrinya yang pintar memasak?”
“Aku
tidak. Aku malah tidak terlalu mengharapkan istriku bisa memasak.” Jawab Jay.
“Kenapa?”
“Kau
itu pintar, kalau kau tidak bisa memasak kau kan bisa membayar maid untuk
memasak setiap hari. Hal sesederhana itu saja kau memusingkannya. Lagipula Key
kan pintar memasak, kalau kau tidak bisa memasak suruh saja dia yang memasak
setiap hari. Orang yang saling mencintai itu harus bisa saling melengkapi.”
“Tapi
yang aku tau, suami akan lebih betah di rumah bila istrinya bisa memasak. Aku
sedih sekali.”
“Sudahlah,
bagaimana kalau kita makan gratis untuk mengembalikan moodmu. Pangeranmu sedang
membagi-bagikan hasil karyanya sekarang.”
“Benarkah?”
Mulut
Se Jin tak berhenti mengunyah, semua makanan di sini enak sekali. Dan
ketampanan Keynya bertambah saat sedang memasak. tanpa sadar, Se Jin
perlahan-lahan semakin mendekat dimana Key berada.
“Nah,
bila sudah seperti ini, kita matikan apinya. Dan bisa disajikan.” Suara riuh
tepuk tangan pun terdengar. “Siapa yang mau mencobanya?”
“Aku!
Aku! Aku!” Banyak yang berebut ingin mencobanya, tak terkecuali Se Jin. Yang
sudah siap dengan garpu dan piring di tangannya.
“Key
Oppa, apa yeoja idamanmu itu harus yang pintar memasak?” Hye Ri bertanya dengan
sengaja mengencangkan suaranya, dan terdapat tekanan saat menyebutkan “pintar
memasak.”
“Tentu
saja. Mana ada yang menolak hasil masakan yeoja yang dicintainya.”
“Berarti
aku masuk kategori itu kan Oppa?” Se Jin pun sudah tak bernafsu lagi
memperebutkan makanan buatan Key. Mata Key dan Se Jin bertemu, Se Jin pun
melangkah pergi. Sepertinya dia harus menyerah.
“Tapi
selain pintar memasak, yeoja itu harus pintar.” Key meninggalkan Hye Ri yang
cemberut.
......................................................
Key
menutup buku di tangannya. Buku yang sebenarnya tak dibacanya, karena
pikirannya sibuk memikirkan yang lain. Memikirkan Se Jin.
Sudah
beberapa minggu ini dia tak melihat anak itu. padahal, biasanya sosok aneh itu
bisa di temukannya dengan mudah. Dan selau ada saja tingkah aneh yang bisa
membuat seorang Key tertawa. Tahukah Se Jin bahwa dia telah berhasil membuat
seorang Key tertarik?
Se
Jin mungkin menarik bagi siapapun karena kepintarannya. Namun tingkah bodoh Se
Jin lah yang membuat Key tertarik. Se Jin terlihat begitu jujur di matanya.
Walaupun waktu itu Se Jin membuat kue yang sudah diduganya tak berhasil dibuat,
namun ketelusan dan usahanya untuk membuat kue di hari ulang tahunnya membuatnya
tersentuh.
Dan soal wanita idamannya yang harus pintar
memasak sepertinya, sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh. Dia hanya ingin
melihat sejauh mana kesungguhan perasaan
Se Jin padanya. Dan sekarang terasa sedikit kekhawatiran di hatinya melihat sosok
itu tak ditemukannya lagi. Apa dia sudah menyerah?
Mata
Key tak bisa berkedip saat matanya tanpasengaja melihat sosok orang yang
difikirkannya sejak tadi sedang bersama namja lain. Menyuapi namja itu dengan
pasta yang mungkin buatannya sendiri. Milihat 2 buah kotak bekal yang terbuka
di meja itu.
“Oh,
seperti itu.”
..............................................................
Key
duduk dengan gelisah, memperhatikan ruang VIP tampat di mana dia sekarang.
Menyesali keputusannya yang akhirnya datang memenuhi undangan chef terkenal
itu. namja yang bersama Se Jin waktu itu. Tak mengerti mengapa dia dipisahkan
dengan tamu yang lain.
“Aku
dengar kau pemasak yang handal, Key.”
Pandangan
Key pun beralih, “Memangnya kenapa?” jawabnya ketus. Chef terkenal bernama Jin
Hoon ini menyebalkan sekali.
“Aku
yakin setelah ini pikiranmu itu harus diubah. Ada yang tak kalah hebat dari
dirimu.” Jin Hoon menjentikkan jarinya,
dan kemudian masuklah para pelayan yang membawa bermacam makanan. “Selamat
menikmati.”
Key
mencoba makanana itu dengan wajah cemberut. Baru satu suapan, matanya
tercenggang. Ini tidak bisa dipercaya. Sesuap lagi, lagi, lagi dan lagi. Dan
makanan selanjutnya pun sama. ENAK SEKALI.
“Bagaimana
Key?”
“Untuk
apa kau menanyakan pendapatku? Kalau chef terkenal sepertimu yang memasaknya,
pasti sudah tertebak rasanya. Aku tak terkejut. Sebenarnya apa maksudmu
melakukan ini semua?”
“Sayangnya
kau salah. Bukan aku yang memasaknya. Keluarlah, sang pembuat onar.”
“Hey Chagiya,
are you full?”
“I want
more.” Key tersenyum lebar.
BYE2 *KECUP TAEMIN*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar