.showpageArea a { text-decoration:underline; } .showpageNum a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageNum a:hover { border: 1px solid #cccccc; background-color:#cccccc; } .showpagePoint { color:#333; text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; background: #cccccc; margin:0 3px; padding:3px; } .showpageOf { text-decoration:none; padding:3px; margin: 0 3px 0 0; } .showpage a { text-decoration:none; border: 1px solid #cccccc; padding:3px; } .showpage a:hover { text-decoration:none; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { text-decoration:none; color:#333333; }

Flash Labels by Way2Blogging

Senin, 20 Juli 2015

SKELETON FLOWER // SO ALIKE



 "Ku dengar Dasom tak mengikuti lomba karya tulis ilmiah itu."

"Benarkah? Padahal jika itu Dasom, pasti selalu berhasil."

Aku sedikit tertegun mendengar percakapan dua mahasiswi itu. Dasom tak mengikuti lomba itu? Bukankah tema kali ini adalah tema yang sangat dia tunggu-tunggu, tentang dunia dan keajaibannya. Apa yang menyebabkan gadis itu malah tak mengajukan diri untuk lomba?

"Selamat siang, Minah. Menu apa yang enak hari ini?"

Mataku yang sejak tadi menatap sendok sup di tangan, beralih. Seorang gadis berkaca mata berbingkai biru tersenyum ke arahku sambil memegang tray kosong. Aku butuh beberapa detik menatapnya baru kesadaranku benar-benar kembali.


BACA SELANJUTNYA

Sabtu, 28 Februari 2015

UNSPEAKABLE SECRET [2-EYES]



"Kau tidak pulang?"

Darrell menatap kedua sahabatnya lalu kembali mengaduk cangkir espressonya. Salah seorang sahabatnya -Egon- berdecak sambil menggaruk kepalanya yang ditumbuhi rambut tipis.

"Istrimu tak akan mencarimu? Ini sudah pukul 12 malam." Egon kembali berdecak menatap Darrell dengan ujung matanya. Sedangkan sahabat Darrell yang lain -Delvin- hanya terkekeh kecil sambil mengedipkan matanya pada gadis di meja seberang yang terus menatap ke arahnya.

"Aku sudah memberitahu Greta akan pulang larut. Jadi aku mengajak kalian kemari."

"Lihatlah dia, aku kira setelah menikah hidup akan lebih menyenangkan. Ternyata tak sepenuhnya benar." Egon menepuk bahu Delvin sedikit keras, membuat sang pemilik bahu meringis dan mendorong Egon menjauh. 2 pasang mata itu menatap Darrell dengan kemejanya yang sudah kusut, dasi yang tak dipakai juga rambutnya yang tak lagi rapi ditambah wajah kuyunya. Memperlihatkan seakan pekerja yang kelelahan padahal sejak pagi tak ada yang dikerjakan Darrell kecuali mengacaukan aktifitas sahabatnya sepanjang hari ini.

"Harusnya aku berada di pesta ulang tahun Cleosa bukan malah terdampar bersama kalian. Sial sekali hidupku~" Egon kembali mengacak kepalanya yang berambut tipis itu.

"Lagi pula kalau kau kesana, kau akan terusir, Kak." Ucapan Delvin langsung mendapatkan jitakan keras dari Egon.  BACA SELENGKAPNYA

UNSPEAKABLE SECRET [1-WALKED]





Ermina menarik kopernya menuju pintu masuk bandara. Tersenyum muram saat sahabatnya -Cleosa- tak mengantarnya ke bandara. Memakai kaca mata hitam lalu kembali berjalan masuk. Berdiri mengantri untuk check in. Saat ia berbalik, Cleosa sudah berdiri menunggunya. Tersenyum saat melihat Cleosa memakai kaca mata pemberiannya.

"Semuanya sudah beres?" Ermina mengangguk. "Duduklah dahulu, aku membawakanmu sarapan."
Mereka pun duduk bersebelahan. Ermina memakan perlahan bekal buatan Cleosa, sandwich isi telur dadar kesukaan Ermina. Sedangkan Cleosa diam memandangi lalu-lalang orang yang melintas di hadapan mereka.
"Aku kira Kakak tak akan datang."

Cleosa tersenyum tipis, "Bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi begitu saja? Awalnya aku datang kemari untuk menyeretmu pulang. Tapi saat aku memikirkannya lagi, aku rasa ini yang terbaik untukmu. Jadi aku berada di sini untuk melepaskanmu."

Ermina meminum air mineral yang dibawa Cleosa. Terasa kering saat mendengar Cleosa berkata seperti itu namun bibirnya berusaha untuk tetap tersenyum. "Kau harus datang ke acara pernikahan itu jam 9 pagi bukan? Kau yakin tak akan mengantuk di pesta itu karena mengantarku?"

Cleosa melirik Ermina sejenak. Menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi lalu kembali menatap lurus ke depan. "Aku membawa supir jadi setelah ini aku akan bisa tidur selama perjalanan pulang." Kembali menatap Ermina saat terlintas sesuatu di otaknya. "Kau membaca undangan pernikahan Darrell? Aku kira setelah kau meremas undangan itu kau membuangnya ke tempat sampah."

Kedua bibi Ermina memanas, gadis itu pun meminum air mineral seteguk. "Ah, karena penasaran jadi aku mengintipnya sedikit." Ermina menggigit bibir bawahnya pelan sebelum ia kembali melihat lalu lalang orang.
"Aku tak tahu akan datang atau tidak." ucap Cleosa setelah lama terdiam.

Mendengarnya, Ermina melirik Cleosa dari balik kaca mata hitamnya. "Kenapa?"





BACA SELANJUTNYA