Ermina menarik kopernya menuju pintu masuk bandara. Tersenyum muram
saat sahabatnya -Cleosa- tak mengantarnya ke bandara. Memakai kaca mata
hitam lalu kembali berjalan masuk. Berdiri mengantri untuk
check in. Saat ia berbalik, Cleosa sudah berdiri menunggunya. Tersenyum saat melihat Cleosa memakai kaca mata pemberiannya.
"Semuanya sudah beres?" Ermina mengangguk. "Duduklah dahulu, aku membawakanmu sarapan."
Mereka pun duduk bersebelahan. Ermina memakan perlahan bekal buatan Cleosa,
sandwich isi telur dadar kesukaan Ermina. Sedangkan Cleosa diam memandangi lalu-lalang orang yang melintas di hadapan mereka.
"Aku kira Kakak tak akan datang."
Cleosa
tersenyum tipis, "Bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi begitu saja?
Awalnya aku datang kemari untuk menyeretmu pulang. Tapi saat aku
memikirkannya lagi, aku rasa ini yang terbaik untukmu. Jadi aku berada
di sini untuk melepaskanmu."
Ermina meminum air mineral yang
dibawa Cleosa. Terasa kering saat mendengar Cleosa berkata seperti itu
namun bibirnya berusaha untuk tetap tersenyum. "Kau harus datang ke
acara pernikahan itu jam 9 pagi bukan? Kau yakin tak akan mengantuk di
pesta itu karena mengantarku?"
Cleosa melirik Ermina sejenak.
Menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi lalu kembali menatap lurus ke
depan. "Aku membawa supir jadi setelah ini aku akan bisa tidur selama
perjalanan pulang." Kembali menatap Ermina saat terlintas sesuatu di
otaknya. "Kau membaca undangan pernikahan Darrell? Aku kira setelah kau
meremas undangan itu kau membuangnya ke tempat sampah."
Kedua bibi
Ermina memanas, gadis itu pun meminum air mineral seteguk. "Ah, karena
penasaran jadi aku mengintipnya sedikit." Ermina menggigit bibir
bawahnya pelan sebelum ia kembali melihat lalu lalang orang.
"Aku tak tahu akan datang atau tidak." ucap Cleosa setelah lama terdiam.
Mendengarnya, Ermina melirik Cleosa dari balik kaca mata hitamnya. "Kenapa?"
BACA SELANJUTNYA